Rabu, 29 Desember 2010

Karena Pelangi



Karena pelangi
Yang hapuskan gerimis di wajah hariku
Hadirkan selaksa warna menembus lorong sunyi

Karena pelangi
Yang tanamkan semangat
Di sekeping jiwa hampa
Menabur mimpi berputikkan asa

Karena pelangi
Yang sisipkan senyum
Di kantong jiwa layu
Merenggut resah yang mengembun

Karena pelangi
Yang lukiskan tawa
Di dinding jiwa rapuh
Membiaskan warna-warni ketegaran

Karena pelangi
Yang teteskan cinta
Pada berjuta cerita
Yang terajut mesra dalam bingkai ukuwah
Bermahkota awan

Senin, 27 Desember 2010

Karena Aku Tidak Ingin Menangis Lagi




Kusisipkan senyum di tiap sudut hariku
Karena aku tidak ingin menangis lagi
Walaupun air mata masih mengalir ditepian hatiku
Kulukis tawa di wajah hari
karena aku tidak ingin menangis lagi
walaupun perih masih terasa pilu
Dan kuukir ceria di tiap lembar hariku
karena aku tidak ingin menangis lagi
Walaupun luka masih tersenyum
Bukan maksudku untuk berpura-pura
Tapi aku hanya ingin belajar untuk tidak menghiraukan air mata
tidak memanjakan luka,dan tidak mengacuhkan perih
Agar masalah tak selalu menjadi raja di ruang fikirku
Karena aku tak ingin menangis lagi
Dan kuyakin Allah selalu siapkan kepingan hikmah
Untuk mendewasakanku

Selasa, 21 Desember 2010

Senyum Terakhir Adinda




Kutarik kembali sebuah selimut berwarna pink untuk menutupi tubuhku yang semakin kedinginan. Di luar gerimis masih turun, aku bisa mendengarkan bunyi air yang memukul-mukul kaca jendela kamarku. Sudah hampir satu minggu aku sakit dan hanya bisa terbaring lemas di atas springbad ini. Sekilas kutatap bubur yang terletak disampingku sepertinya tidak hangat lagi. Tadi pagi Adinda yang mengantarkannya untukku. Adinda adalah saudara tiriku. Saudara?? Pantaskah aku mengatakan ia saudara sedangkan hatiku belum bisa menerima kehadirannnya.
“Nay, ayah akan menikah lagi,” ujar ayah dua tahun yang lalu.
Aku hanya diam menanggapi perkataan ayah.
“Nay, kalaupun ayah menikah lagi bukan berarti ayah telah melupakan ibumu, ibumu tetap paling pertama di hati ayah,”
Aku masih tetep tak bersuara.
“Tapi di lain sisi ayah membutuhkan seorang wanita untuk menjaga ayah sampai ayah tua nanti, percayalah nak.”Lanjut Ayah.
Lima tahun sudah ibuku meninggal. Saat itu aku masih duduk di bangku sekolah dasar. Aku sangat menyayangi ibu dan tidak mudah bagiku untuk menerima kehadiran wanita lain sebagai pengganti ibu karena luka atas kepergian ibu masih terasa perih di hatiku. Tapi ayah tidak menghiraukan persaanku saat itu. Beberapa bulan setelah ayah menyampaikan keinginannya ingin menikah lagi, ayah membawa seorang wanita paroh baya dan seorang gadis yang dua tahun lebih muda dariku pulang ke rumah. Kehadiran mereka membuat hidupku berubah. Perasaan benci mulai mengakar di hatiku karena perhatian ayah telah terbagi untuk ibu dan saudara tiriku itu. Sebenarnya ibu dan saudara tiriku sangat baik, tidak seperti yang selalu diceritakan orang-orang yang mengatakan ibu dan saudara tiri itu kejam. Ibu tiriku selalu memperlakukanku seperti anak sendiri begitu juga dengan saudara tiriku, tutur katanya sangat halus. Sudah hampir satu tahun aku serumah bersama mereka, tapi sikapku masih tetap dingin terutama pada sauadara tiriku. Entah kenapa aku belum bisa menemukan cela untuk menyayanginya. Seperti tadi pagi ia mengantarkan bubur hangat untukku.
“Kak, ini Adinda buatkan bubur untuk kakak, dimakan ya kak!” Ucapnya lembut.
Aku hanya menangggapi dengan sikap dingin seperti biasa yang kulakukan padanya.
“Kak, hari ini Adinda tidak bisa nemenin kakak, Adinda ada ulangan, kakak cepat sembuh ya!”
Aku tetep tak bersuara sambil menoleh kearahnya sekilas.
Selama aku sakit Adindalah yang selalu menemaniku sampai-sampai ia rela tidak tidur hanya untuk menjagaku. Tapi tetep saja kekerasan hatiku belum luluh untuk menyayanginya seperti adik sendiri.
***
Kulirik jam dinding yang tergantung di kamarku telah menunjukkan jam 12.30. aku beranjak menuju ruang makan untuk mengisi perutku yang dari pagi tadi pagi belum terisi apapun. Saat keluar dari kamar pandanganku tertuju ke kamar Adinda yang berada di samping kamarku. Entah kekuatan apa yang membawa langkahku ingin masuk ke dalam kamarnya. Sampai di dalam kamar Adinda, kulihat di atas meja belajarnya ada sebuah buku bersampul pink tergeletak begitu saja sepertinya itu buku harian Adinda. Tiba-tiba saja rasa penasaran ingin membaca buku harian Adinda melintas di pikiranku. Kuraih buku itu dan kubuka lembar per lembar.
Dear diary
Ry, aku bahagia. Mulai hari ini aku sudah punya ayah lagi dan yang paling membuat aku bahagia aku juga mempunyai seorang kakak. Semoga saja aku bisa menjadi adik yang baik.
Dear diary
Ry, nama kakakku itu Nayla. Dia sangat cantik, tapi sepertinya kak Nayla belum bisa menerima kehadiranku mungkin kak Nayla hanya butuh waktu.
Dear diary
Ry, walaupun kak Nayla selalu bersikap dingin terhadapku. Aku akan tetap menyayanginya seperti kakak sendiri karena aku yakin suatu hari nanti kak Nayla pasti akan menyayangiku.
Dear diary
Ry, kak Nayla sakit. Aku tidak tega melihatnya terbaring lemah seperti itu, kalau bisa biarkan aku saja yang menggantikan posisi kak Nayla. Ya Allah sembuhkanlah kak Nayla.
Aku tertunduk lemas membaca diary Adinda. Bulir-bulir hangat mulai menggenang di bola mataku perlahan jatuh ke pipi. Orang yang selama ini kuanggap telah merebut kebahagiaanku ternyata begitu tulus menyayangiku.
“lihat Nay betapa Adinda sangat menyayangimu dimana nuranimu Naylaaaa…” teriak nuaraniku.
Saat rasa sayang mulai menyilap ke relung-relung hatiku tiba-tiba telepon di ruang tamu berdering. Aku bergegas menuju ke ruang tamu.
“Adinda masuk rumah sakit Nay,” terdengar suara ayah di seberang sana.
“Kenapa yah?” Tanyaku cemas.
“Adinda kecelakaan, cepat kesini!”
Begitu telepon di tutup, aku bergegas ke rumah sakit dengan kepala yang masih terasa sedikit pusing.
Saat tiba di ruang icu tempat Adinda di rawat. Kulihat tubuh Adinda sudah di balut selang infuse dan di mulutnya terpasang oksigen alat bantu pernapasan. Tiba-tiba saja tangisku pecah melihat kondisi Adinda.
“Adinda kenapa?” Tanyaku pada Ayah.
“Adinda di tabrak mobil sewaktu ingin pulang sekolah.” Jelas ayah sambil menenangkan ibu yang tertunduk lemas di samping ayah.
***
Ini sudah memasuki tiga pekan, tapi Adinda juga belum sadrkan diri. Kuraih jari-jari Adinda dan kugemgam erat-erat. Pelan tangan itu bergerak, aku tersentak. Kulihat bibir Adinda juga bergerak.
“Kakak.” Desahnya.
“Iya.” Jawabku sambil tersenyum kearahnya.
Kulihat Adinda menarik napas ingin mengatakan sesuatu. Kudekatkan telingaku ke bibir Adinda.
“Kak, Adinda sayang sama kakak,” ucapnya terbata-bata.
“Kakak juga sayang sama Adinda, maafkan kakak selama ini,” Ucapku dengan mata berkaca-kaca.
Kulihat seulas senyum merekah dibibirnya dan perlahan semakin meredup bersama terpejamnya kedua bola mata Adinda.
“Adinda, Adinda,Adinda.” Teriakku panik.
Namun adinda tak bersuara lagi. Saat kugemgam jemarinya kudapati jemarinya telah dingin.
***
Gundukan tanah itu masih terlihat baru. Diatas pusara bertuliskan nama Adinda farisha. Masih menari dalam ingatanku saat-saat terakhir bersama Adinda. Senyum terakhir Adinda masih membekas dihatiku. Kenapa secepat ini ia pergi disaat aku mulai menyayanginya. Air mataku mengalir deras tak terbendung lagi bersama perih yang terus menjalar di dinding sukamaku.

Harapan 1 lomba menulis cerpen Remaja
Writing Revolution

Minggu, 28 November 2010

Menanti Ayah




Ayu menatap mentari yang mulai menyembunyikan wajah bulatnya di antara awan-awan jingga yang berserakan di kaki langit. Dari kedua bola matanya terpancar cahaya rindu yang kian menyala.
“Mak, ayah bile balek?” Tanyanya.
“Suatu hari nanti ayah pasti balek.” Jawab wanita paroh baya itu.
“Suatu hari tu bile mak?” Tanyanya lagi sambil menoleh ke arah emak.
“Kita tunggu saja mungkin bulan depan ayah dah balek.”
Ayu hanya bisa diam mendengarkan jawaban dari emak,walaupun hatinya berontak karena hanya jawaban itu yang selalu keluar dari bibir emak setiap kali ia menanyakan tentang ayahnya. Dilihatnya emak sedang memasukkan telor kedalam adonan. Tubuh emak yang semakin hari semakin kurus karena harus berjualan kue di sekolah untuk biaya sekolahnya.
Ayu kembali menatap awan-awan jingga yang mulai menjelma menjadi pekat. “ Andai saja Ayah ada pasti mak tak payah-payah berkerja sekeras ini.” Ucapnya lirih. Selembar cerita silam seolah tergambar kembali di ingatannya. Sosok ayah yang pernah menemaninya mengisi hari kian menari-nari di pelupuk matanya. Hampir enam tahun sudah ayahnya pergi, ketika itu ia masih berusia enam tahun. Kata emak ayah pergi merantau ke Malaysia untuk mencari duit yang banyak dan pasti akan pulang, tapi sampai hari ini entah berapa kali senja ia berdiri di bibir jendela rumah panggung yang hampir roboh itu untuk menanti kepulangan sang ayah, namun sosok ayah tidak pernah muncul.
***
Ayu berjalan gontai menuju sudut sekolah tempat biasa emak berjualan kue. Di lihatnya emak sedang sibuk menghitung-hitung kue jualan yang masih terlihat banyak.
“Dah pulang yu?” Tanya emak.
“ Ya.” jawab Ayu singkat.
“Mak, tadi pak Ihsan dah minta duit ujian akhir sekolah.”Ucapnya berat.
Mak hanya diam tidak tau mau memberikan jawaban apa karena sampai saat ini uang untuk ujian akhir sekolah Ayu belum juga terkumpul.
“Coba ayah ada, pasti Ayu dah bayar uang sekolah.”kata Ayu yang tau kalau uang emak tidak cukup untuk membayar uang ujian akhir sekolahnya.
“Iya nak, bentar lagi ayah pasti balek bawa duit yang banyak.”
“Mak yakin ayah akan balek?”
Emak mengaguk walaupun ia sendiri tidak tau entah kapan suaminya itu akan pulang.
***
Satu bulan kemudian
Emak melangkah menghampiri Ayu yang duduk di teras rumah. Ditatapnya wajah Ayu yang sendu.
“Ayu kenapa?” Tanya emak duduk di sebelah Ayu.
“Tadi di sekolah kata pak Ihsan kalau akhir bulan ini belum bayar uang sekolah Ayu tak boleh ikut ujian.”
“Iya nanti kalau ayah dah balek pasti di bayar.”
“Dah satu bulan,tapi ayah tak juga balek-balek, mungkin ayah dah lupa sama kita mak.” Tiba-tiba perkataan itu terlontar dari bibir Ayu.
“Ayu!!!!” Mak tersentak mendengarkan perkataan Ayu.
“Ayu tak boleh cakap macam tu, ayah dah janji sama mak akan balek, mungkin esok atau lusa Ayah akan balek.”Ucap emak wajahnya terlihat mendung
“Maafkan Ayu mak.” Ucap Ayu dengan mata berkaca-kaca.
***
Tok-tok-tok
“Assalamualaikum….”
“Waalaikumsalam.” Mak bangkit membuka pintu dalam benaknya siapakah yang datang senja-senja begini. Mungkinkah suaminya yang pulang. Namun saat ia membuka pintu yang di dapatinya bukanlah sosok suaminya melainkan seorang lelaki jangkung berkulit hitam. Emak mengernyitkan dahinya mencoba mengingat-ingat lelaki yang berdiri di hadapannya.
“Apa kabar Ros? “Aku Irul temannya Agus, masih ingat tak?” Tanya lelaki itu.
“Ooo..kabar baik” Jawab emak.
“Aku kesini Cuma nak cakap, kau tak payah lagi tunggu laki kau balek.”
“Kenapa?” Tanya emak dengan mata yang mulai berkaca-kaca.
“laki kau dah mati. Dua bulan yang lalu kami dah mau balek ke kampung, tapi dalam perjalanan kapal kami dihantam badai semuanya tenggelam di selat Malaka dan hanya aku yang selamat.”
Seperti ada beribu-ribu duri menusuk hati emak saat mendengarkan berita kalau suaminya telah meninggal. Air matanya tumpah tak terbendung lagi.
“Mak tadi Ayu liat ada yang datang, siapa mak?” Tanya Ayu yang baru pulang dari mengambil air di sumur belakang rumahnya.
“Apa orang tu bawa kabar tentang ayah? bile ayah balek katanya mak?”
Seketika tangis emak pecah bibirnya kelu, perlahan diraihnya Ayu kedalam pelukannya.
“Ayah Ayu tak kan pernah balek lagi baik bulan depan,besok, ataupun lusa.”Ucap emak pilu.

Juara Tiga Lomba Menulis Cerpen Remaja Seriau
Riau Pos

Jumat, 12 November 2010

Perenungan Jiwa


Wahai jiwa...
Lihatlah sang malam telah datang mendekapmu
Dengarkanlah siulan merdu para dewi malam bersama berjuta bintang yang bertabur dilangit sana
rembulanpun ikut tersenyum hangat menyapa hatimu
lantas kenapa kau masih bermuram?
Wahai jiwa...
Lihatlah mentari telah tersenyum dalam buaian sang fajar
alam menantimu dalam senandung merdu dengan berjuta harapan yang ia janjikan
lantas kenapa kau masih bersedih?
Wahai jiwa...
Tidakkah kau dengar tangisan pilu yang masih mengaung di ujung sana
masih ada luka yang berdarah
masih ada serpih-serpih cerita sendu yang menumpuk untuk kau hapus air matanya
kau balut lukanya,untuk kau rangkul jiwanya menuju cahaya,lantas kenapa kau masih tetap membisu.
sibuk dengan kisahmu
bukankah kau punya dua kaki untuk kau bawa melangkah beranjak pergi..
Wahai jiwa...
saat cemo'oh memanahmu anggap saja ia sedang memotivasimu untuk mengejar mimpi-mimpimu
saat luka menyapamu anggap saja ia sedang memperkuat dinding hatimu agar kau tetap bertahan di lembaran hidup berikutnya
saat kau kehilangan yakinlah akan tumbuh kembali tunas-tunas yang lebih indah bukankah janjiNya selalu benar
lantas kenapa kau masih bermuram dan bersedih??
Wahai jiwa..
lihatlah pada hujan ia akan berjatuhan dalam pergantian musim dan apakah ia akan pergi begitu saja?tidak bukan ia akan meniggalkan cerah pada langit dengan ukiran pelangi..
Wahai jiwa..
Tidak akan selamanya hujan itu akan mengguyurmu pasti ia akan reda dalam pergantian musim tinggalkan cerah pada pelangi yang membawa warna kebahagian untukmu

Sendu



Setapak langkah tersandung kerikil
menggumpal menjadi kabut hati
jiwa yang kubalut dengan selimut keikhlasan
berlalu dari sebongkah sendu yang tersembunyi dalam sandiwara hati
kutanam setangkai asa membuai impian
rindu qalbu berkawan ceria
bibir mudah ku ukir senyum lewati hari memecah kabut
merangkul makna
tapi saatku mulai terdiam dalam sepi,
sendu itu masih berkata..

Terbit di Riau Pos

Kamis, 11 November 2010

Sebening Cinta



Malam kembali pertemukanku pada selembar cerita yang pernah titipkan rasa
membelit hatiku yang sayu
ku tersenyum bersama mutiara retina yang menjuntai ke pipi
agar mudah ku maknai ikhlas
walau jiwa hampir pudar
namun aku terus mengais makna yang masih tersisa di pantai cerita
karna aku sedang belajar cinta
lalu kembali ku genggam asa
mencoba hempaskan lara
membiarkannya melapuk di ujung malam
dan aku tertatih menanti cerah
merangkai makna yang mulai kupahami
hingga kan ku temui beningnya cinta
di sudut hati yang ikhlas

Taman Hening



Rinai gerimis pengharapan
Menyemai kelopak kuntum jiwaku yang layu
Tergores luka
Awan-awan asa menjelma dalam untain doa sujud panjangku
Yang resah,merindu,merayu
Harapkan secangkir kasihNya
Kirimkan jawaban atas luka
Yang kembali mekarkan kelopak kuntum jiwa
Di atas hamparan sajadah taman heningku

Jumat, 05 November 2010

Kuntum Hariku



kau adalah kuntum hariku
yang tebarkan asa
merangkai seribu mimpi
saat kalut menyimpul rapuh
kau adalah kuntum hariku
begitu sejuk teteskan embun
di sekeping jiwa hampa
kau adalah kuntum hariku
yang mekarkan tabah
menyungging semangat
saat mendung memayung hati
kau adalah kuntum hariku
berputik kasih
yang tumbuh mewangi hiasi cerita hidupku
kau adalah kuntum hariku
karna kau dan aku satu jiwa
Dimuat Di Xpresi Riau Pos

Kamis, 28 Oktober 2010

Mimpi




Sederet bintang menari dalam anganku
Lukiskan tentang mimpi masa depan
Yang menjelma dalam tidur sadarku

Secercah kemilau cahaya rembulan
Teteskan asa dihelain daun-daun mimpi

Yang tumbuh di akhir kemarau jiwa

Semilir angin jauhkan kabut
Yang mampu kuburkan mimpiku
Dan terus terbangkan asaku
Menembus awan pekat
Menggapai cakrawala impian

Dimuat Di Xpresi Riau Pos

Kamis, 21 Oktober 2010

Diary Hujan


Ku coba merangkum puisi
kala langit muram berselimut kelam
rinai gerimis berguguran di lorong bisu
membasahi seonggok jiwa yang kering
kata per kata keluar dari bahasa jiwa
mengurai cerita yang terserak di lembaran diary
tentang hujan larikan mendung yang berlabuh di atap dunia
tentang hujan yang tinggalkan sang pelangi
tentang hujan yang membawa lagu kehidupan dalam irama sendu
kini,biasan cerah telah membuka cadar cahaya
menyapu derai-derai perih yang tertinggal dijejak masa
bersama pelangi yang sunggingkan tawa diwajah awan

Sabtu, 15 Mei 2010

Puisiku




Kuteriaki sederet jeritan jiwa
menarik huruf demi huruf
yang menggeliat di anganku
lalu kurangkai kata per kata
dengan segala rasa yang tertumpuk di qalbu
hingga membentuk puisi yang tak bermelodi
terdengar sendu di sayup jiwa
kadang tak seorangpun yang mengerti

kutelusuri bait-bait keromantisan kata
melayari setiap kisah yang pernah kusinggahi
mencari tiap makna yang belum kupahami
mungkin ada tawa yang tertinggal di jejak masa
untukku ukir di langit hati

inilah puisiku nyanyian nurani
yang berkisah tentang kehidupan

Minggu, 02 Mei 2010

Bertahan



Ia menatap bintang-bintang yang bertabur di langit dunia. Ia selami kembali samudra kehidupan yang telah di arunginya. Bening kristal mulai menggenang di pelupuk matanya,. Ada getir yang menyayat hatinya di iringi nyanyian pilu yang mengalun dalam jiwanya.
“Bertahanlah seperti bertahan seekor kerang melawan butir-butir pasir lalu ia menghasilkan mutiara nan indah sebagai ganti rasa perih yang ia rasakan.” Bisik bidadari malam menyapanya.
Tatapannya beralìh pada rembulan seolah rembulan tersenyum padanya seraya berkata
“Jangan sedih ada aku yang akan meneduhkanmu, berjuta bintang akan menemanimu.”
Ia hela napasnya ,mencoba untuk tersenyum dalam perih, di hapusnya kristal yang mulai berguguran ke pipinya
“Bertahanlah," ucapnya dalam isak.
Di ikatnya kata bertahan dalam jiwanya karena ia tak ingin jatuh kembali, ia tak ingin hanyut dalam sedih, ia ingin seperti kerang menghasilkan mutiara, ia ingin menjadi mutiara untuk sang pemilik jiwanya. kelam semakin menjelaga, dipungutnya serpih lara yang gugur bersama kristal air mata untuk di anyamnya menjadi setangkai bunga kebahagiaan saat fajar menjelang kan ia petik bunga kebahagian yang telah bermekaran di taman hatinya bersama tetes embun muhabbahNya

Cinta Di Batas Senja



Kuteriaki pada langit ingin kudekap rembulan kala senja
Namun jemariku tak mampu merengkuh rembulan
Rabb…pegangi aku, bawa aku berlayar kedermaga kasihMu
Hanyutkan duka di samudra keikhlasan karna dia hanya teruntuk
bidadariMu………………..

“ Tia, maukah kamu menjadi pacarku?” kata-kata Rafi masih terngiang di ingatanku “ huuuh…” kuhela napas panjang lalu merebahkan tubuhku diatas katil.. Potongan slide masa lalu seolah tergambar kembali dipandanganku. Rafi, lima tahun yang lalu dia adalah teman satu sekolah denganku, satu kelas, dan juga satu organisasi ya…aku dan Rafi satu sma. Dari kelas satu sampai kelas tiga aku selokal dengannya. Awalnya aku tak begitu dekat dengannya, karna menurutku Rafi cowok yang pendiam,tidak mudah bergaul, dia memang termasuk kategori pintar, tapi sombong. Tapi semenjak aku dan Rafi menjadi pengurus osis, penilaianku terhadapnya berubah, Rafi yang selama ini yang kukenal sombong ternyata dibalik kesombonganya ia begitu ramah dan hangat bukan hanya itu dia juga cerdas dan bijaksana, mungkin dulu aku belum terlalu mengenalnya makanya aku langsung memvonisnya sombong karna penampilannya. Semenjak itulah aku mulai dekat dengannya. Siring berjalannya waktu, seiringnya kebersamaan di antara kami perlahan ada satu rasa yang mulai tumbuh dihatiku dan akupun menyadarinya, aku mulai menyukainya, tapi rasa itu selalu kusembunyikan, kucoba untuk menepisnya, tapi rasa itu sangat menyiksaku apalagi teman-temanku mulai menjodohkan aku dengan Rafi “ Rafi, kamu tuh cocok loh dengan Tia “ ucap Arif seusai Rafat padahal waktu itu aku dan Rafi duduk bersebelahan, Rafi hanya tersenyum menaggapi ucapan Arif sedangkan aku berusaha menyembunyikan mukaku yang memerah . Rasa itu semakin kuat saat aku tau Rafi juga menyukaiku “ Tia, Rafi itu menyukaimu” ucap Mia sahabatku dan juga sahabat Rafi “ ah gak mungkin “ ucapku dengan perasaan yang mulai gak karuan “ yee.. dibilangin gak percaya,aku beneran loh, Rafi senbdiri yang cerita sama aku malahan dia bilang dalam waktu dekat ini akan menyatakan perasaannya sama kamu” ujar Mia sambil menggodaku. Seulas senyum terukir diwajahku dan muka yang memerah tersipu malu. Waktu terus berlalu,Rafi masih seperti biasa tidak ada ungkapan cinta seperti apa yang dikatakan Mia. Kemudian aku berpikir mungkin Mia hanya ingin menggodaku membuatku gr. Aku pun mulai meredam harapan menggapnya hanya sebagai teman biasa. Hingga perpisahan sekolah aku dan Rafi hanya berteman. Rafi lulus di universitas kedokteran unand sedengkan aku tetap memilih kuliah di pekanbaru. Semanjak kuliah aku tak pernah tau bagaimana kabarnya aku juga telah menguburkan perasaanku sejak aku mulai mengenal rohis, organisasi keislaman kampus. Aku ingin berlajar islam lebih dalam lagi, berusaha manjadi muslimah yang kaffah
Satu bulan yang lalu aku kembali dipertemukan dengan Rafi saat itu aku membawa ibu berobat ternyata dokter itu adalah Rafi, penampilannya jauh berbeda dengan lima tahun yang lalu “ kamu tia kan “ ucapnya sedikit kaget “ iya” jawabku menoleh kearahnya sekilas lalu menunduk “ hay… apa kabar?” Tanyanya sambil mengulurkan tangannya “ alhamdulillah sehat “ jawabku sambil menelungkupkan kedua telapak tanganku ke arahnya, ia menarik tanganya kembali“ gak nyangka ya bisa ketemu di sini hmmm kamu udah banyak berubah “ ujar dengan senyuman khasnya. Aku hanya tersenyum menanggapi ucapan Rafi
“ Tia, maukah kamu menjadi pacarku “kata-kata itu yang diucapkan Rafi satu minggu yang lalu lewat telpon. Dulu kata-kata itu yang selalu kutunggu-tunggu, tapi sekarang?? “huuhh” kembali kuhela napas panjang “ Tia, percayalah Rafi itu benar-benar mencintaimu, selama kuliah dia tidak pernah pacaran.saat ia ingat dengan kamu dia selelu cerita sama aku percayalah tia “ ucapan Dewi meyakinkanku “ dulu ia benar-benar ingin menyatakan perasaannya padamu, tapi ia mengurungkan niatnya karna ia merasa ia belum pantas untuk pacaran “ Dewi kembali meyakinkanku. Dewi dan Rafi satu fakultas tidak mungkin rasanya ia berbohong, tapi apakah aku harus bahagia saat Rafi menyatakan perasaanya padaku lalu menerima cintanya sedangkan aku telah memiliki prinsip hidup yang telah kubangun selama lima tahun haruskah kuruntuhkan???
“ Tia, gimana keputusanmu? Kenapa kamu belum belum meberi jawaban padaku, apakah kamu menolakku?”
“kenapa gak dibalas? Benar kamu menolakku, tapi kenapa? Apa karna aku tak punya jenggot” dua pesan masuk kuterima dari Rafi
“ bukan karna itu” balasku sambil menahan senyum
“ aku bersedia jadi pacarmu, tapi kita harus di ikat dalam ikatan suci dulu,setelah itu baru sah deh pacarannya”
“ apa??maksud kamu kita harus nikah dulu?”
“ iya”
“ Tia, kamu benaran ingin menikah denganku?”
“iya, tapi kamu harus ngaji dulu”
“ ngaji???”
“iya”
Keesoakan harinya kuserahakan no hp Rafi pada murobiku meminta morobiku mencarikan murobi untuk Rafi, Rafi menyetujui persyaratan yang ku ajukan “Ya Allah sambatkanlah HidayahMu ke delam hatinya sungguh Kau maha mengetahui sosok imam yang ku impikan yang akan membawaku meniti syurgaMu, mengutkan cintaku padaMu”

“ Tiara, maukah kau menjadi teman hidupku, menemani perjalanan panjangku” sms yang kuterima dari Rafi sangat berbeda dengan sms yang ku terima lima bulan yang lalu, dulu ia menginkan aku menjadi pacarnya,sekarang ia menginkanku menjadi teman hidupnya. Tetes embun cinta mulai jatuh ke hatiku
“ insyaAllah” jawabku singkat sambil menatap rembulan yang tersipu malu diterpa angin
Setiap bunga memiliki bunga disisinya begitupun dengan jiwa pasti kan bertaut dengan jiwanya yang terbingkai dalam RedhoNya

***

“ assalamualaikum”
“waalaikumsalam” jawab suara yang diseberang
“ Tia, Rafi kecelakaan, sekarang keadaannya kritis” ucapnya dengan suara serak
Genggang telpon yang kupegang lepas begitu saja

Kutatap tubuh yang terbaring lemah itu, sosok yang berada di hadapanku adalah Rafi sangat berbeda, jarum inpus melingkari tangannya, dimulutnya terpasng oksigen. Seketika tangisku pecah “ sabar Tia” ibu menenangkanku “ hanya doa yang bisa kita lakukan saat ini”. Bergegas kumelangkahkan kaki menuju musoalah yang berada di rumah sakit., kutumpahkan rasa sesak yang dari tadi mendorong tangisku, ku bingkis doa untuk Rafi semoga Allah berikan ia kekuatan”


Gundukan tanah itu masih terlihat merah setelah hampir satu bulan mengalami koma,Rafi menghembuskan napas terakhirnya masih terlihat jelas di pandanganku saat ia menghembuskan napas terakhirnya wajahnya begitu damai. ia tak kan pernah terjangkau olah pandanganku lagi.ia telah pergi untuk selamanya, sekarang aku tau kenapa majnun menjadi gila?, kenapa Juliet rela menghabiskan napasnya?, tapi aku aku tak akan memilih jalan majnun,ataupun Juliet. Aku mencintaiNya karna Allah dan ketika Allah mengambil ia dariku aku harus ikhlas karna bidadari di sana lebih pantas untukNya dan Allah maha tau apa yang terbaik untukku. Senja mulai merenang menuju malam kuhanyutkan sepotong kisah bersama tetes embun yang terus mengalir di ujung mataku.

Selasa, 16 Maret 2010

Ya Rabb



Ya Rabb…
Sang penggegam kehidupan yang menjadikan langit tanpa tiang,yang memancangkan gunung-gunung,yang menjadikan gemerlap bintang penghias malam,yang menjadikan cahaya rembulan peneduh jiwa,yg menjadikan mentari penerang alam..dengarkanlah doa-doaku yang jatuh bersama jatuhnya cahaya dhuhaMu.kemana lagi aku harus membawa lelahnya jiwaku,kemana lagi aku menyadarkan resahku hanya kepadaMU sang pemilik pelangi kehidupan.

Ya RABB aku tidak pernah meminta Engkau memberikan kehidupan yang mudah aku hanya ingn Engkau memberiku kekuatan di derasnya gelombang dunia agar aku tidak hanyut terbawa derasnya arus dunia yang tiada hujung, agar aku tetap mampu berdiri ketika rapuhnya jiwaku,agar aku mampu memerankan di tiap-tiap episode kehidupan yang telah Kau catatkan.

Ya RABB..Engkaulah pemilik hati yang mengetahui apa-apa yang tersembunyi di setiap celah-celah ruang hatiku heningkanlah samudra jiwa yang penuh amarah ini.hilangkanlah segala ketakutan yang merasuk ke alam pikirku selain takut akan murkaMu.jadikan segumpal darah ini menjadi qalbu yang lembut qalbu yang memaafkan agar tiada luka yang mampu menorehnya.hijab hati ini dari apa-apa yang Engkau benci dan dari apa-apa yang membuatMu cemburu.

Ya Rahman Dzat yang tak pernah lelah menjagaku maafkan aku belum mampu mempersembahkan cinta yang sempurna untukMu.masih saja ada keluh kesah di dalam jiwaku,masih saja aku mengharapkan cinta yang lain,masih saja aku acuhkan panggilanMu,masih saja ada penyakit yang singgah di segumpal darahku,masih saja aku terus menerus mendzolimi diriku membuat nuraniku menangis.pupuskanlah wahai Rabb debu-debu kejahilanku pupuskanlah noda-noda hitam yang menghijab hatiku dgnMu.
Ya RABB..inilah hamba yang ingn mencintaiMu lewat air mata,lewat ujian,lewat luka,cinta yang membuatku untuk terus memperbaiki diri walaupun ku tau cinta itu tidak akan pernah sempurna

Aku Ingin Menangis



Semua terasa begitu menyesakan bergemuruh dalam jiwaku, air mataku juga tak mampu membasahi hatiku yang mulai kering ingin ku berlari menyepi dalam kesendirianku meresapi apa yang telah terjadi . Rapuhkah aku yang tak mampu melangkah melangkah dari pecahan lara hidupku? Sungguh aku ingin berlari dari semua kisah yang membelenggu hatiku , tapi setiap kali aku mencoba untuk melangkah aku terjatuh kembali pada jejak mendung langkahku entah sampai kapan akan ku bawa hasrat yang tak mampu ku bingkai lagi. Aku bertanya pada hati di mana letak iman itu?masihkah ia bersemayam di samudra terdalam ,tapi kenapa duka itu selalu menyambar hari-hariku? Sungguh aku benar-benar ingin menangis , menangis pada dunia betapa ia telah membuatku begitu terluka terpuruk pada derai sunyi yang ku lewati. Tlah ku coba tersenyum pada dunia,tapi sebongkoh luka itu masih merayap di dinding hatiku. Ingin ku pinta pada tuhan kirimkan bidadarinya mengulirkan jemarinya membantuku untuk berdiri kembali , mengembalikan jiwaku yang tlah hilang , melenyapkan segala ketakutan yang menghantuiku.Aku hanya ingin menangis mengalirkan segala dukaku

Sabtu, 06 Maret 2010

Bantu Aku menjaga Hatiku



Tlah ku coba bunuh ia dengan pisau kesibukan membunuh rasa yang belum saatnya ku semai di beranda hatiku,tapi selalu ku temui ia bersama aktifitasku
Tak pernah ku undang ia untuk hadir,mungkinkah terbuka tabir hijab yang selama ini ku tutup rapat hingga ia dengan mudah menyilap masuk dalam syimponi jiwaku perlahan-lahan menggroti imanku
bantu aku mengalahkan panah-panah setan yang memburu pandanganku
Bantu aku merapatkan hijabku kembali agar terus bermuara padaNya
Bantu aku menjaga hatiku bukan kata-kata manis berbalut nafsu yang kau ucapkan padaku
Ingatkan aku pada Rabbku,ingatkan aku akan kasih sayangNya,ingatkan aku akan murkaNya agar hati ini sentiasa tertaut denganNya
Balutlah mutiara katamu dengan keimananmu bingkis dengan kesucianmu bukan tuk kau jadikan barang obralan agar indah saat kau ucapkan pada yang halal untukmu dan tentu akan bernilai tinggi di mata ALLAH
Ku harap kau bukan penyubur parasit di imanku,tapi kau bantu aku membunuh parasit yang mulai menggroti imanku menjaga hatiku menguatkan cintaku pada Rabbku

Senin, 01 Maret 2010

Kabarkan pada Rembulan



Kabarkan pada rembulan akan janji ALLAH agar ia terus menjadi purnama menerangi gelap gulita
kabarkan pada rembulan jangan meredup saat kabut malam semakin kuat menerpa
kabarkan pada rembulan jangan lena dengan desau angin berbisik indah bernaung janji manis menggumpal noda
kabarkan pada rembulan teruslah membelah malam hanyutkan langit bersama keteduhanmu karna langit butuh keteduhan
hingga akan tiba sang bintang bersama nyanyian rindu membawa cahaya cinta di balut sayap para bidadari menemanimu menerangi jagat raya
bernaung kasihNya

Bersahabat dengan Hati





Bismillah...
Dalam minggu ini sepertinya saya kehilangan kata-kata untuk saya rangkai.Mungkin karna mendungnya cuaca hati saya dan tidak bersahabatnya jiwa dan hati saya membuat saya merasa sangat kesulitan mengayunkan pena saya.

Hati hanya berbentuk sepotong daging yang terisi segumpal darah namun mempunyai peran yang paling utama dalam jiwa setiap insan.Jika hati sakit makan sakitlah anggota tubuh yang lain.Jika ada virus yang singgah di hati saya maka virus itu akan menyebar ke organ tubuh saya yang lain.Virus hati akan menyebar ke otak saya dan akan membuat saya bersu’uzon terus menerus.Virus hati yang menyebar ke bibir saya maka akan timbul lah ghibah,dusta,dan kata-kata yg tidak bermanfaat.Virus hati yg menyebar ke mata saya dan akan membuat sungai kecil di pelupuk mata saya akan terus mengalir karna hati saya sentiasa mendendangkan lagu sedih.kemudian akan datang lah resah,gelisah,kesedihan,amarah ke dalam jiwa saya.

Hati apabila ia terlalu banyak noda ia tidak mampu membisikan kebenaran sama halnya dengan sebuah cermin apabila ia terlalu banyak noda maka setiap wajah yang bercermin padanya tidak akan kelihatan karna terselubung oleh noda nah seperti itu pula dengan hati.Namun apabila hati itu bersih maka cahaya ILLAHI akan terpancar di dalamnya.Jika hati telah bersih ia akan menjadi sahabat sejati yang sentiasa membisikan kan kebenaran setiap bisikan hati akan di olah di otak kemudian penalah yg menyampai kan bisikan hati dalam rangkaian kata.Apabila hati telah menyatu bersama jiwa kedamaian dan ketengan akan hadir.Bisikan hati yg bersih lah motivasi bagi jiwa yang rapuh,oaese bagi jiwa yang kering.Bersahabatlah dengan hati melantunkan dzikir maka kegelisahan,kesedihan,amarah akan pupus dan hati akan sentiasa damai,hati yang peuh dengan gejolak amarah akan kembali hening

Wahai sang penggam hati gemgamlah hati..jadikanlah hati kami hati yang bening,hati yang jernih agar ia menjadi sahabat sejati menemani langkah perjalan kami di bumi milikMU ini.jadikan ia cerminan kehidupan bagi kami.genggam ia dengan cintaMu hingga tiada satu noda pun yang mampu menjamahnya.

"inilah hati taman ilahi tempat mengadu setiap diri.ALLAH kan murka pada hambaNya.memadukan kasih bermaksiat padaNya.duhai hati taman ilahi tempat hamba mengadu sepi.malang hati pastikan mati bila tak pernah d'kunjungi"(denting hati)

Anak tangga kehidupan



Ku ukir kata lewat sunyi
Terbangkan jiwa di taman sajadah
Ya Rahman...
Tuntun aku telusuri anak tangga kehidupan dalam samar dan kabut syair ujian
Biarkan air mata gugur berlayar di samudra tawakal
Menghanyutkan jiwa di Lautan dzikir
Merajut doa bertarung dengan takdir
Melabuhkan lelah di danau ketabahan
Sampai ku temukan jawaban indah dariMu

Senja



Saat senja merangkak menggapai malam
serpihan kenangan yang tlah lama terendap kini bergelayut di dinding hatiku
tenggelam aku dalam perenungan
terdiam dalam sejuta kata
Ya RABB...
Terlalu sulitkah aku menyelami hikmahMu
berikan aku kekuatan merajut kembali denting hatiku
Melukis kebahagian dengan tinta air mataku dalam selaksa doa-doaku
Di perlayaran senja yang semakin berenang menuju malam
ku hanyutkan diriku menuju kepasrahan padaMu
hingga rembulan kan ku jelang

Nyanyian Rindu untuk Ayah



Ku tatap serpihan waktu yang terkapar
Tertoreh jejak lara di ruang batin
Ingin ku raih kasih yang berdenting di hasratku
Bersama nyanyian sunyi ku rangkai rindu untukmu Ayah
Menganyam sisa kasih yang pernah kau lukis untukku
Ayah,ingin ku temui engkau lewat mimpi-mimpiku
Mencium tanganmu dalam dawai cinta yang tak bertepi
Ayah,ku ukir engkau di pelabuhan hatiku tak kan lekang di terpa massa
Berjuta asaku untukmu
Tergantung di langit jiwaku
yang ku sulam lewat doa-doaku

Mak Inah




Ia masih tetap mengayunkan cangkulnya di terik matahari yang membakar kulit tak di hiraukannya keringat yang bercucuran mak inah begitulah orang-orang memanggilnya umurnya yang masih terbilang muda belum pantas rasanya ia di panggil emak tapi perwakan wajahnya yang jauh lebih tua dari usianya membuat ia seperti emak-emak.Pipinya yang cekung dan mulai keriput dan kulitnya yang hitam terbakar matahari,urat-urat tangan yang menunjukkan ia seorang wanita yang pekerja karas.Ia hentikan cangkulnya sejenak,di teguknya air mineral yang selalu di bawanya di usapnya keringat yang telah membanjirinya matanya menatap jauh ada raut lelah di wajahnya. Beginilah hari-hari yang di lewati mak inah membakar diri di terik matahari menggrap beberapa petak sawah peninggalan orang tuanya Semanjak pak yanto suami mak inah meninggal ia harus bekerja karas untuk menghidupi dua orang putrinya buah cintanya dengan pak yanto.”andai dulu aku mau sekolah tentu aku tidak sesusah ini”sesal itu masih bergelayut di hatinya.Perkataan ayahnya masih terngiang di ingatannya betapa ayahnya dulu sangat menginginkan ia menyelesaikan skolahnya,tapi ia lebih memilih berhenti dari sekolah di saat ia masih tingkat sma
“ngapain sekolah tinggi-tinggi pak aku ni perempuan toh nanti kalau sudah nikah aku tetap di rumah” ucap mak inah pada ayahnya
“Walaupun nanti tetap di rumah, tapi kamu punya ilmu dan suatu saat nanti dapat kamu gunakan”mak inah tak menghiraukan perkataan ayahnya ia tetap dengan keputusannya hingga yanto seorang pedagang melamarnya
“andai dulu aku mau menurut dengan perkataan bapak tentu aku tak akan seperti sekarang semua teman-teman sebayaku tak ada yang spertiku Rini yang dulu teman SD ku udah jadi guru,Mia teman SMP ku walupun belum mendapat pekerjan sesuai dengan bidangnya tapi ia telah bisa buka usaha sendiri” Inah,sekolah bukan hanya untuk cari kerja tapi tujuan utama adalah mencari ilmu nak ”kata ayahnya terngiang kembali di ingatannya.
“Andai aku sekolah tentu aku tidak akan di pandang hina di jadikan bahan olok-olok para tetangga ” beribu kata andai memenuhi pikiran mak inah di hapusnya tetes penyesalan yang mengalir di pipi cekungnya
”tidak ada guna lagi aku menyesal sekarang”di raihnya kembali cangkul yang tergeletak dan di ayunkan cangkulnya membelah tanah. Sekarang hanya satu impiannya menyekolahkan anaknya-anaknya agar anak-anaknya tidak seperti dirinya


Awan berarak menuju senja mak inah menelusri jalan hampir separuh tubuhnya di penuhi lumpur.Sampai ia di sebuah rumah yang terlihat sangat sederhana rumah masih bercat dengan kapur dan bagian belakang rumah masih tertutup dengan batu bata tanpa di semen. Rumah itu adalah rumah yang di bangun suaminya . Mak inah duduk di sebuah bangku yang berada antara rumah dan kamar mandi.kamar. kamar mandi di rumah buk inah mamang terpisah dengan rumah
”eh mak dah pulang”sosok gadis abg menghampirinya ia adalah nita anak sulung mak inah yang baru duduk di bangku sma.
”Rida mana?”mak inah menanyakan anak bungsunya rida yang masih duduk di bangku smp
”tu ada di depan”
”apa kata gurumu dengan pembayaran sppmu?mak inah menanyakan uang spp nita yang seminggu lalu telah di minta pihak sekolah.Nita terdiam tidak ingin ia mengungkit hal itu dulu pada emaknya kerna ia tau emak nya terlalu lelah
”bilang aja apa kata gurumu”desak mak inah yang udah mengenal watak nita
”kata bu guru kalau gak di bayar minggu depan nita gak bisa ikut ujian,tapi kalau emak gak punya uang gak apa-apa nita gak ikut ujian,nita berhenti sekolah aja mak, biar rida sendiri aja yang sekolah nita mau Bantu emak
”apa kau bilang?kau mau berhenti sekolah?apa kau mau hidupmu seperti emak?” ucap mak inah dengan suara agak tinggi.Nita hanya terdiam
”Mak janji akan membayar sppmu dalam minggu ini”suara mak inah mulai lembut



Malam menutup langit mak inah menghampir dua putrinya yang terlelap dalam tidurnya di usapnya kepala putrinya”Rida tetap jadi anak mak yang pintar .mak sayang sama rida”ucap mak inah pada rida anak bungsunya.”Nita mak janji akan membayarkan uang sppmu mak akan bekerja keras agar mak bisa bayar uang sppmu kamu harus tetap sekolah,mak gak ingin kamu jadi seperti seperti emak menyesal di kemudian hari cukuplah emak sendiri yang seperti menyesal di ujung sisa umur emak. ingin sekali emak melihatmu memakai topi serjana itu ”di ciumnya kedua putrinya
Mak Inah melangkah meninggalkan putrinya membawa dirinya ke hamparan sajadah merangki asa-asanya dalam selaksa doa berharap sang kholik memeluk mimpi-mimpi putrinya.

Jumat, 22 Januari 2010

Meniti pelangi kehidupan



Tak usah larut dalam perlayaran air mata
Tak usah tenggelam dalam lautan kesedihan
Tak usah mengaduk hati di ladang keresahan
Jika ingin menangis,menangislah!biarkan air mata berurai terluah dalam samudra tawakal
Resapi apa yang terjadi karna ia akan berlalu dengan perjalanan waktu membawamu ke taman hikmah
Bukankah gerimis akan menghadirkan pelangi
Bukankah IA selalu ada untukMu menantikan kehadiranMu mengadu padaNya
bersabarlah...!
Ini adalah caraNya mengajarkanMu meniti pelangi kehidupan membawamu pada bidadari di singgasana syurgaNya

Selasa, 19 Januari 2010

Izinkan Aku MencintaiMu



Ya RABB...
Izinkan aku mencintaiMu walaupun cinta ku ini tak kan sesempurna para nabiMu,tak sesempurna cinta para sufiMu,para kekasihMu
Izinkan aku merindukanMu walaupun rinduku ini tak serindu para syuhadaMu kepadaMu
Izinkan aku mencintaiMu,lewat sholat yang ku dirikan yang kadang dengan pikiran melayang ke berbagai himpitan dunia
Izinkan aku mencintaiMu,lewat sujud panjangku dalam tahajud yang tak sanggup ku penuhi setiap malam
izinkan aku mencintaiMu di setiap lantunan ayat-ayat cintaMu yang masih terbata-bata terlafaz dari bibirku
Izinkan aku mencintaiMu lewat luka yang pernah menggores di hatiku dengan memasrahkan diriku ke dalam samudra tawakal padaMu
Izinkan aku mencintaiMu lewat sepotong hati yang masih sering ku nodai dan akan ku basuh dengan cahaya keimanan kepadaMu
Izinkan aku mencintaiMu lewat cintaku pada saudaraku
Izinkan aku mencintaiMu lewat ayunan pena yang bersenandung kalamMu
Izinkan aku mencintaiMu dalam lautan rinduku padaMu
Izinkan aku mencintaiMu wahai RABB walaupun aku harus merangkak menggapai cintaMu,hingga suatu saat nanti cintaku padaMu terbalas dengan menatap wajahMu di mahligai syurga
inilah aku yang mencoba mencintaiMu,semampu ku dengan segala kelemahanku
Pada siapa lagi aku melabuhkan cintaku selain padaMu sang penggegam jiwaku

Merajut Mimpi Dalam Ayunan Pena




Biarkan penaku menggores luka dalam labuhan cinta
Merangkai air mata menjadi pelangi
Melukis oase yang mengalir di kegersangan jiwa
Biarkan penaku menari dalam ritme perasaanku
Dalam senandung kalam ILAHI
Terukir di jendela jiwa
Mendamai qalbu di kehampaan hati
Mengobat luka dalam lara jiwa
Biarkan penaku terus menari menelusuri makna kehidupan
Merangkai asa dalam rangkaian kata
Merajut mimpi dalam ayunan pena

Minggu, 17 Januari 2010

Mother is my power life



Bagiku ibu adalah bidadari yang di kirimkan Allah bukan hanya menyediakan rahim untukku,tapi mejagaku, menyayangiku dengan lautan kasih yang tak bertepi dan mengajarkanku arti kehidupan.Sulit bagiku melukiskan sosok ibu yang selalu tersenyum untukku walaupun ada luka di hatinya..Aku tau ada luka di hati ibu,ada tangis di jiwa ibu,tapi tak pernah sekalipun ku lihat air mata mengalir ke pipinya.Entah seperti apa gejolak di samudra hati ibu,namun ibu selalu ada keteduhan dan kedamaian di wajah andai saja aku bisa mengganti luka itu dengan senyumku,tapi sampai saat ini aku belum mampu menjadi penawar luka Ibu

Ibu walaupun tak bisa ku ajak berdiskusi seperti berdiskusi dengan teman ataupun dosen karna kemampuan ilmu yang terbatas,namun banyak ilmu kehidupan yang ku peroleh dari ibu.Ibu yang mengajariku bagaimana caranya untuk bersyukur,bagaimana caranya ikhlas menjalani skanario yang telah di tetapkannya,mengikhlaskan yang telah hilang,ibu yang mengajariku bagaimana untuk sabar.Saat dunia berkali-kali membuatku terjatuh hanya ada pundak ibu tempat aku menumpahkan air mataku,hanya ada jamari ibu membelai lembut kepalaku”udahlah jangan sedih,apa yang baik menurut kita belum tentu baik menurut Allah pasti ini yang terbaik menurut ALLAH untukmu tidak mungkin Allah ingin membuat kita semakin sulit karma IA maha penyayang”begitulah ucapan ibu menenangkan hatiku.

Ibu juga adalah ayah bagiku,tak perlu ku uraikan bagaimana sosok ayah di mataku. Ibu rela membakar di terik matahari hanya untuk kebahagiaanku di masa depan.Selalu ada senyum ibu mengantarkan kepergianku memburu ilmu dan tak henti-hentinya doa-doa ibu yang mengalir untukku..Ibu tak pernah membuatku kekurangan kasih sayang ah betapa aku sangat menyayangimu ibu.Walaupun ibu tak secantik selebritis,tak secerdas miss universe,tak sekaya para pejabat,tapi aku bangga menjadi anak dari ibu sepertimu.Aku janji akan ku bangunkan istana kebahagiaan itu untukmu agar tak pernah ibu temui perih itu.Ibu kaulah ispirasiku,penyamangat jiwaku,kekuatan hidupku.
I love ibu

Jumat, 15 Januari 2010

Cerpen nyanyian gerimis di hati Adinda



Langit kelam mencekam hujan turun dengan riangnya mengguyur sepanjang kota pekanbaru germelap sang bintang dan rembulan seolah-olah di telan hitamnya jubah malam. Jam dinding di kamarku berdenting menandakan jam 22.00 pm ku hentikan penaku yang sedari tadi terus menerus menari menggoreskan kalimat-kalimat hatiku.Derasnya hujan malam ini membuat tubuhku semakin dingin ku rebahkan tubuhku di atas kasur ingin ku sejenak melelapkan mataku melepaskan lelahnya jiwaku tiba-tiba hpku berdering jemariku mulai membuka pesan masuk “ assalamu'alaikum dinda udah tidur? jangan lupa obatnya di minum ya ?biar cepat sembuh”pesan yg di kirim oleh seniorku Ahmad farhan. Ahmad farhan setiap kali mendengar nama itu membuat aliran darahku mengalir lebih deras,Ahmad farhan nama itu bagaikan pelangi bagi jiwaku, Ahmad farhan nama itu yang membuatku terisak di setiap sujud panjangku mencoba mengalahkan rasa itu, rasa yang belum halalku miliki tlah ku pupuk dan berakar di dinding hatiku " dinda ALLAH itu maha pencemburu " tak pernah bosan sahabatku Rina mengingatkan ku dengan kata-kata itu.Ahmad farhan hampir satu tahun aku mengenalnya kami tergabung dalam satu organisasi kerohanian aktivis dakwah sekolah "dakwah " masih pantaskah aku menyebut kata dakwah setelah noda hitam yang ku corengkan untuk dakwah " Ahmad farhan " ada suatu ikatan jiwa antara aku dan dia yang membuat nuraniku menangis semuanya berawal seringnya komunikasi antara kami awalnya hanya seputar program dakwah sekolah karna kami satu devisi seiring berjalannya waktu kami telah membuka cela untuk setan sungguh aku tidak pernah mengundang rasa ini datang mungkin aku terlalu lemah membuat aku terjerumus terlalu dalam hampir tiga bulan hubungan ini terjalin, ini salahku seharusnya dari awal aku telah menegaskan hatiku tentu rasa itu tidak akan sedalam ini benteng hati yang ku bangun sendiri dan aku juga yang meruntuhkannya
Ya ALLAH maafkan aku yang belum mampu menjaga cintaMu sebagaimana ENGKAU yang sentiasa menjaga cintaMu untukku bantu aku untuk keluar dari belenggu hatiku, bantu aku untuk kembali mencintaiMu.


Hujan semalam menyisakan merekahnya senyuman mentari menembus ke ruang kamar ku cahayanya yang teduh mampu menghangatkan hatiku di depan cermin ku tatap wajahku yang terbalut jilbab, jilbab ini akan menjadi saksi di pengadilan ALLAH nanti ketika aku berboncengan dengan non muhrimku, jilbab ini akan menjadi saksi ketika aku berjalan berduaan dengan non muhrimku, jilbab ini akan bercerita tentang perjalananku di bumi ALLAH ,jilbab ini akan bercerita tentang noda-noda hati yang ku torehkan " Ya ALLAH kenapa hatiku belum mampu terhijab dari hal-hal yang tidak KAU sukai seperti aku mampu menghijab auratku.


Ku ayunkan langkah kaki ku menyusuri koridor sekolah, sudah hampir satu minggu aku tidak masuk sekolah, sakit yang di titipkan ALLAH kepadaku mungkin cara ALLAH menegurku dan membuatku banyak bermuhasabah dan keputusan itu harus ku ambil.Aku terus berjalan menyusuri koridor sekolah tiba-tiba mataku menangkap sosok bayangan yang tidak asing lagi bagiku dia tersenyum kepadaku ku alihkan pandanganku tidak seperti hari-hari biasanya aku akan membalas senyumannya ku percepat langkah kaki ku setiba di kelas ku letakkan ranselku di atas meja ku coba untuk menata hatiku."Assalamu'alaikum udah sembuh dinda? "sapa Rina. "alhmdlh Rin udah lumayan sehat " balasku dengan senyuman. Rina adalah sahabatku,sahabat yang selalu mengingatkanku,sahabat ku yg sentiasa menjaga cintanya kepada ALLAH entah kapan aku bisa seperti rina.Hp ku berdering ada pesan masuk dari kak Farhan "Assalamu'alkum dinda udah sembuh?tetap jaga kesehatan jangan terlalu banyak mikir."
"waalaikumsalam alhmdulilah kak,kak nanti sepulang sekolah kita bisa ketemu ada hal penting yg ingn dinda bicarakan?"balasku.
"iya insyaALLAH"

Pikiranku mulai melayang jauh apa yang harus aku katakan pada kak Farhan nanti ? sanggupkah aku mengatakannya ? berikan aku kekuatan ya ALLAH.
"Dinda"suara rina membuyarkan lamunanku "iya ada apa rin?" "sepertinya kamu lagi ada masalah?" aku hanya tertunduk diam
."apa yang sedang kamu pikirkan berbagilah din jika kamu tidak kuat memikulnya bukankah kita sudah seperti saudara dukamu juga dukaku" aku masih terdiam berat rasanya menggerakkan bibirku untuk berbicara.
"apa ini ada hubungannya dengan kak Farhan ? "tanya Rina kembali.Ku alihkan pandanganku ke arah Rina
"Rin aku akan ambil keputusan itu doakan aku kuat Rin"
"aku yakin kamu pasti kuat yakinlah din ada cinta yg jauh lebih indah telah menanti kehadiranmu jika kamu yang terbaik untuknya pasti ALLAH akan mempertemukanmu dengannya dalam pertemuan yang halal percayalah din"
"terima kasih rin kata-katamu membuatku semakin optimis".


Sore ini semilir angin berhembus dengan lembut membuat dedaunan yang rapuh berjatuhan di musolah sekolah aku dan kak Farhan duduk berjauhan hampir 15 menit suasana hening menyelimuti kami. Satu minggu aku tidak bertemu dengan kak Farhan membuatku terdiam seribu bahasa.
"udah sehat Din?"kak Farhan mengawali pembicaraan.
"alhamdulilah udah lumayan kak" jawab ku.
suasana hening kembali, aku sibuk bermain dengan alam pikir ku dan menata hati
“ehmm ada hal penting apa yg ingin di bicarakan?"suara kak Farhan mengagetkan ku.Ku coba untuk merangkai kata demi kata dan menguatkan hatiku."kak kita akhiri saja hubungan ini Dinda malu,malu sama anak-anak rohis,malu sama jilbab dinda,dan yg paling utama dinda malu sama ALLAH.Dinda selalu meminta ini itu kepada ALLAH,tp dinda masih saja melakukan apa yg di larangNya.dinda malu sama ALLAH selalu memberikan apa yg dinda ingnkan,tp dinda bermaksiat hati dengan hambaNya yg lain.dinda sadar tiada cinta seindah cinta ALLAH,hanya ALLAH tempat tumpuan harapan dinda,hanya ada ALLAH yang tak pernah lelah menjaga dinda,hanya ada ALLAH ketika dinda merasa sendir, Hanya ada ALLAH ketika dinda bahagia maupun sedih dinda tidak akan berdaya jika tanpaNya.dinda tidak ingin membuatnya cemburu lagi maaf hubungan ini harus kita akhiri".Ucapan yang mengalir dari nuraniku bagaikan aliran air yg mengalir begitu saja.suasana hening sejenak.
"kamu benar Din hubungan ini harus kita akhri walaupun ini terlalu berat, maafkan aku jika telah menjadi parasit bagi imanmu seharusnya tidak ku ungkapkan rasa itu jika aku belum mampu membawa rasa itu ke jalan yang halal seharusnya aku yang menjadi teladan untukmu bukan menjadi perusak imanmu, bukan kamu saja yg merasakan kegelisahan, tapi aku juga, aku malu dengan ALLAH, malu dengan diriku sendiri seharusnya aku memprkuat cintamu kepada ALLAH, tetapi aku terlalu lemah ketika rasa itu menjelma ke dalam jiwaku" dari sudut pandangan mataku terlihat kak Farhan menanggalkan kaca matanya dan menghapus air matanya.
"udahlah kak jangan menyalahkan diri kakak sepenuhnya aku juga salah"
“Huhhhh” Kak Farhan menarik napas sambil memakai kaca matanya kembali
“kini saatnya kita menata hati kembali,menata hati dari nol walaupun rasa itu masih ada aku tidak ingin mengikatmu dengan janji yg tak pasti janji yg terlalu fajar ku ucapkan sekarang kita yakin saja pada sang pemilik cinta jika IA tidak mempertemukan kita di dunia dan aku berharap kita di pertemukan di syurgaNya nanti walaupun kau bukan bidadariku "entah kenapa aku terhenyak dengan kata-kata kak Farhan seolah-olah tiada lagi cela-cela pertemuan lagi antara kami.Pertemuan sore ini berakhir sungai kecil di pelupuk mataku dan hati yg sukar aku lukiskan.

Maafkanlah segala khilaf yg pernah kita lewati telah membawamu kepada jalan yg di murkai tuhan kita memang harus berpisah tuk menjaga diri arungi hidup dalam redho ILLAHI

Hari demi hari telah berlalu. Ku tatap satu persatu pemberian kak Farhan ada jilbab biru warna kesukaanku, buku-buku motivasi dan sebuah cincin berinisial namaku.Rasa itu tak mudah bagiku menepisnya.Setiap kali aku bertemu dengannya, setiap kali aku melihatnya dari kejauhan semakin susah aku untuk menepis bayangannya .Ya RABB semakin kuat rasa itu merasuk jiwaku semakin kuat pula aku ingin mendekatiMu karna ENGKAU yang membolak-balikan hatiku inilah ya ALLAH titik kepasrahanku kepadaMu dengan ketidak berdayaanku melawan rasa ini.


Langit lancang kuning terlihat mendung nyanyian gerimis bergema ke bumi seperti hatiku yg mendendangkan nyanyian gerimis.Inilah jawban dari sujud panjangku jawaban dari ketidak berdayaanku, kepasrahanku. ALLAH maha tau ketika aku tak sanggup untuk terus menerus melihatnya ,ALLAH melenyapkannya dari pandanganku selamanya.ALLAH maha tau ketika aku tak sanggup terus menerus bertemu dengannya ALLAH ambil ia untuk selamanya.Ahmad farhan tak kan pernah terjangkau oleh pandangaku lagi dia pergi untuk selamanya meninggalkan sepotong kisah cinta" Din,jika ALLAH tidak mempertemukan kita di dunia aku akan minta kita di pertemukan di syurgaNya walaupun kau bukan bidadariku " kata-kata terakhir kak Farhan masih terekam di memoriku
insya ALLAH pertemuan itu akan datang walaupun aku bukanlah bidadarimu selamat jalan kak Farhan aku mencintaimu karna ALLAH ketika ALLAH mengambil cinta itu aku harus ikhlas mengembalikan kepada sang pemilik cinta. Sepotong kisah cinta yang kau ukir membuatku semakin kuat untuk meniti setapak demi setapak episode hidupku.
Mataku menatap langit semakin mendung nyanyian gerimis semakin riang berdendang di hatiku menanti akan kehadiran pelangi bagi jiwaku.

Kamis, 14 Januari 2010

cerpen Alia








Alia….
Tlahku coba meredam gejolak di hatiku, tetapi pesona keteduhanmu tlah menghanyutkan ketenangan qalbuku
Inginku balut rasa ini dengan kepak sayap para bidadari menjemputmu dengan jalan yang di ridhoiNya

Sepenggal isi surat yang ku terima seminggu yang lalu tlah mengusik ketenangan jiwaku. Surat yang ku terima dari alumni seniorku. Wahyu rinaldi, Dua tahun yang lalu di saat ia masih menjadi seniorku pernah singgah rasa kagumku padanya,namun setelah aku memutuskan untuk berjilbab tlah ku tepis segala noda yang akan mengotori hatiku.
Sekarang walaupun kak Wahyu tidak tercatat sebagai siswa SMA lagi, tetapi ia masih sering datang ke sekolah mengisi kajian sekaligus menjadi pembimbing anak-anak rohis karna dulu ia memang di lahirkan dari rohis
kedatangan surat pink itu membuat aku tidak mengerti kenapa tiba-tiba kak Wahyu memberikanku surat seperti ini, padahal aku tlah berusha menjaga batasan komunikasi sesuai dengan apa yang ku ketahui.Seperti gadis remaja seusiaku pasti merasa tersanjung dengan kedatangan surat pink itu,tapi aku harus menghentikankan rasa yang belum pantas ku miliki tidak seharusnya aku membiarkan diriku berlama-lama terombang-ambing dalam alunan ini bukankah aku tlah memimilih,memilih hidup dalam cintaNya.

“Duaarrr "suara Ririn membuyarkan lamunanku lamunanku
''ngelamun aja,ni ada surat untuk kamu!'' Ririn menyodorkan dua buah amplop berwarna pink padaku
''dari siapa rin?''
''yang satu dari Ari anak IPA4 dan yang satu lagi dari Bayu anak X2''
ku buka satu persatu amplop berwarna pink itu.

Ada nada cinta yang mengalun rindu di relung hatiku
Ada sosok bidadari yang tlah singgah di segumpal darahku
Bidadari dengan berjuta pesona keteduhan
Bidadari yang membuat aku ingin selalu ingin mendekatinya

Tak ku lanjutkan membaca rangkaian kata selanjutnya dua buah amplop berwarna pink itu isinya kurang lebih sama.
Ari adalah sahabatku dulu sewaktu kelas x aku dan Ari sama-sama aktif di osis ya lumayan dekat,semenjak aku masuk rohis jarang komonikasi antara kami dan aku tidak menyangka ternyata dia menyimpan perasaan lain kepadaku, Sedangkan Bayu adalah juniorku aku mengenalnya semenjak acara mabit (malam bina iman takwa) yang di adakan rohis semanjak itu ia sering menghubungiku untuk menanyakan seputar tentang rohis aku juga tidak mengerti kenapa surat ini bisa ku terima darinya?" ya ALLAH engkaulah yang membolak-balikan hatiku genggam hatiku dengan cintaMu jangan biarkan aku terperangkap ke dalam jaring merah musuh nyataku

ku masukkan kembali surat itu ke dalam amplop yang berwarna pink tadi
.''apa isi suratnya al? '' Ririn penasaran
'' ni baca aja sendiri “ Ririn membuka kembali amplop yang berwarna pink tadi
'' wah romantis banget Al !! kamu pilih yang mana?pilih Ari atau Bayu dari cerita yang aku dengar ni, Ari tu termasuk cowok idola sekolah kita ,kalau Bayu walaupun adek kelas,tapi dia keliatan dewasa banget cara ngomöngnya aja beribawa banyak loh kakak kelas naksir dia wah kamu beruntung ya?di taksir sama cowok-cowok idola sekolah '' Ririn berceloteh memberi dukungan agar aku menerima salah satu cinta dari Ari atau Bayu.Ririn adalah adalah sahabatku sekelasku baru empat bulan dia berada di sekolahku dan baru stu minggu dia menjadi teman sebangkuku mungkin dia belum tau prinsip dengan prinsipku '' gak ada satu pun Rin''
'' kenapa ?? sayang loh al di tolak atau karna mereka gak ada jenggot ya?''
'' jenggot ???? ?apa hubungannya? ''perkataan Ririn membuat keningku berkerut
'' biasanya kalau cewek yang jilbabnya kayak kamu suka cowok yang ada jenggot gitu kebanyakan senior-seniorku di SMA ku dulu yang dari rohis suaminya pada bejenggot semua '' penjelasan Ririn membuat aku tertawa
'' kamu ada-ada aja,itu kan suaminya bukan pacar alasanku menolak mereka bukan masalah ada jenggot atau tidaknya,tapi karna belum saatnya ''
'' maksudnya '' Ririn bingung dengan ucapanku
'' begini loh Rin,islam tlah mengatur bagaimana hubungan antara laki-laki dan perempuan dan islam juga sangat menjaga kesucian terutama kesucian hati nah kalau aku menerima cinta Ari ataupun Bayu berarti aku harus berpacaran sedangkan pacaran adalah jalan yang akan mengotori hati,jika hatiku tlah kotor dan tentu kotoran di hatiku akan menjadi pembatas hubungan ku dengan ALLAH cinta yang suci akan ada saatnya nanti bukan sekarang cinta suci hadirnya ketika ijab qabul tlah terucap aku hanya berusaha memegang prinsip yang ku yakini itu banar”
''Ooo..jadi itu ya alasan kamu menolak mereka bukan karna jenggot ya?Ririn cengengesan sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.aku hanya tersenyum mendengarkan perkataan Ririn

Hiruk pikuk gemuruh suara para siswa berhamburan keluar dari kelas pertanda jam belajar hari ini tlh usai.Ku ayunkan langkah kakiku menuju musolah sekolah ba'da dhuzur nanti ada rapat tentang program kerja penyambutan muharam sekaligus aku ingin berbagi tentang surat-surat yang tlah mengusik hatiku.Dari jauh mataku menangkap sosok Ria yang bergelayut manja di lengan seorang cowok “astagfirullah ” ku alihkan pandanganku sambil mengusap dadaku.Ria adalah sahabatku beberapa bulan yang lalu kami sama-sama aktif di rohis,tetapi di saat seseorang menawarkan cinta padanya dia lebih mememilh cinta itu dan meninggalkan jilbabnya ''Ya ALLAH buka kanlah pintu hati sahabatku terangi ia kembali dengan hidayahMu dan kuatkan aku dengan keistiqomahan cinta kepadaMu
Remang-remang malam semakin panjang. Jangkrik semakin riang memadukan harmony mendengdangkan syair malam.Hening menyentuh jiwaku ku basuh jiwaku dalam alunan nada air membawa diri ke taman sajadah merajut kata dalam doa

Ya RABB..izinkan aku mencintaiMu walaupun aku tau cinta yang ku miliki tak kan sesempurna cinta para kekasihMu
Izinkan aku mencintaiMu walaupun aku harus tertatih menggapai cintaMu
Izinkan aku mencintaiMu lewat sholat yang ku dirikan kadang masih terbata-bata,mencintaiMu lewat dua rakaat lailku
Ya RABB jangan biarkan cintaku pada hambaMu menjadi berhala di hatiku jangan biarkan aku menjadi parasit iman hambaMu,melainkan jadikanlah setiap cinta yang KAU titipkan padaku menjadi kekuatan untukku lebih mencintaiMu
Ya RABB...aku ingin mencintaiMu bukan hanya lewat lisanku,tetapi lewat alunan kalamMu yang ku lantunkan,lewat aliran nadiku,lewat detak jantungku,lewat napasku dan lewat setiap langkah yang ku tapak.
Cintaku padaMu ya RABB membuat aku ingin memperbaiki diriku hingga suatu saat nanti aku dapat memandang wajahMu dengan semua cinta hanya untukMu

Ada kelegaan di hatiku menumpahkan segala beban yang menghimpit dadaku.Ku raih sebuah mushaf, ku tenggelamkan diriku dalam setiap alunan kalamNya.Ku biarkan bening-bening hangat menelusuri ke pipiku''ALLAH sungguh aku sangat mencintaiMu genggamlah hatiku”

Jam di kamarku berdenting menandakan udah jam empat pagi.Ku ambil sebuah kertas menulis balasan amplop pink yang tergeletak di meja belajarku "Al,juga harus instropeksi diri mungkin keramahan dan juga perhatian Alia pada mereka tlah di salah artikan harus lebih menjaga karna setan punya beribu cara untuk menggoroti iman kita '' begitulah ucapan kak Dewi padaku saat aku minta solusi darinya tentang masalah-masalah yang ku hadapi. Ya mungkin selama ini aku terlalu terbuka tanpa aku sadari tlah membuka cela bagi setan


Asslamkum……….
Dek,cinta sejati itu bukan terletak pada manusia, tetapi pada ALLAH jangan sia-siakan di waktu kita yang masih tersisa kita gunakan memikirkan hal-hal yang tak seharusnya kita pikirkan gunakanlah dek di waktu masih tersisa ini untuk berprstasi memberikan yang terbaik untuk orang tua dan terbaik untuk ALLAH

Kubalas surat dari Bayu singkat namun cukup jelas demikian juga balasan surat untuk Ari lebih kurang sama dengan balasan surat untuk Bayu
Ku raih lagi satu lembar kertas kali ini surat dari kak Wahyu huuuh.. ku hembuskan napas panjangku ''yakinlah Al keistiqomahan kita akan di ganti ALLAH dengan syurga '' perkataan Ayu masih terngiang di ingatanku
Assalamkum…
kak,afwan saya belum siap untuk menikah,kalau kakak memang udah mantap ingin menggenapkan separoh dien lebih baik cari akhwat yang udah mantap untuk menikah, afwan.

Ku balas surat kak Wahyu tanpa embel-embel kata-kata romantis
Hening mulai menarik fajar, mentari fajar di ufuk barat mulai tersenyum seraya berkata”yakinlah Alia ada cinta yang jauh lebih indah selalu menantimu”