Aku
membenci golongan ini. Yang selalu berlagak sok alim dan sok suci. Setiap waktu
mendatangi Musallah Sekolah tak hanya di jam-jam sholat yang kutahu. Entah apa
yang mereka lakukan. Belum lagi dari golongan perempuan yang membuat mataku
gerah. Sama sekali tak memiliki gaya tarik dengan pakaian serba tertutup bahkan
berlapis-lapis, lengkap dengan sarung kaki, dan juga sarung tangan. Tak ingin
disentuh dan yang paling menjengkelkan saat berbicara tak pernah ingin menatap
lama. Benar-benar kelompok yang kolot. Seolah-olah hanya mereka saja yang
beragama islam.
Aku juga beragama islam bahkan kedua
orang tuaku sudah berangkat haji. Tapi tak pernah kujumpai Ibu menggunakan jilbab
yang begitu dalam, berlapis-lapis, apalagi kaus kaki. bahkan kadang Ibu tak
berjilbab jika berada di luar rumah. Begitupun dengan Ayah selalu menerima
jabatan tangan dari siapapun.
Namun
meskipun mereka berpenampilan serba ekstrim tetap saja mereka menjadi pelajar
unggulan. Aneh memang, terutama di kelasku sudah tiga semester berturut-turut
dari golongan mereka saja yang memegang tiga terbaik. Siapa lagi jika bukan
golongan yang beridentitaskan Rohis. Ya, salah satu ekstrakulikuler yang berada
di sekolahku. Yang merubah mereka menjadi orang-orang yang memuakkan.