Senin, 25 Maret 2013

Rumah Tangga Dakwah

                                                             Oleh: Sinta Yudisa
Cinta & Pernikahan Tanpa Dakwah

Suatu ketika putriku bertanya, “ Ummi nggak pernah berantem sama Abah?”
Bohong kalau kukatakan ,” nggak pernah sama sekali!”
Bagaimana mungkin dua orang yang tak pernah saling mengenal sebelumnya, hidup seatap, mencoba senasib sepenanggungan, menghadapi aral melintang menghadang, satu demi satu anak lahir dan besar melalui tahap demi tahap perkembangan ; semua dihadapi adem ayem penuh senyum tawa tanpa sekalipun duka, marah, jengkel, gundah gulana?

Tentu pernah kami saling tersinggung, diam seribu bahasa, mencoba menjaga jarak, sebelum salah satu bersikap rendah hati meminta maaf terlebih dahulu. Tapi apa yang membuat sebuah pernikahan melewati tahun demi tahun, membentur tembok kesukaran, sesaat kapal oleng, dan kami tetap saling berpegangan tangan mencoba bertahan dalam badai?

*Tujuan pernikahan*

Kalau tujuan berpasangan hanya semata urusan biologis semata, sampai kapan bertahan? Terlebih secara fisik, baik lelaki dan perempuan tak akan mampu terus menerus memiliki hasrat besar. Lebih dari sekedar biologis, fisiologis; maka pernikahan tak hanya didasarkan urusan fisik semata. Wajah boleh ayu tampan setahun lima tahun ke depan, sesudah punya anak satu dua tiga dan seterusnya, digerus permasalahan hidup dan ekonomi; rupawan tak lagi bertahan.

Rabu, 20 Maret 2013

Bukit Bintang


Pernahkah kau mendengar tentang bukit Bintang Dey?
Dulu seseorang pernah mengatakan kepadaku
Dari sana kau bisa melihat bintang lebih dekat dan menghitungnya
Maka sebanyak itu pula kau menyimpan rindu untuknya
Kau tahu Dey?
Sejak hari itu aku ingin sekali ke sana
Menghitung rindu untuk sepotong nama yang tak pernah kusimpan dalam doa
Hanya meminta kepada Allah
Agar berkenan melihat hatiku saat ini
Dan menuntunnya ke hati yang tepat
Entah dia entah siapa?

Minggu, 17 Maret 2013

Cinta Itu Tak Bernama Luka


            Hujan kembali membuat kota kecil kita menjadi  basah Sha. Kuharap kau baik-baik saja seperti doa yang kutitipkan pada rintik. Sebab aku tahu hujan kali ini  juga ikut  membuat hatimu basah.
            “Dia akan menikah ” Ujarmu dengan suara yang nyaris tak terdengar, namun aku bisa merasakan getaran isak yang coba kau tahan. Saat kenangan dengannya kembali tumbuh di matamu. Lelaki yang hampir tiga tahun lamanya melengkung indah di hatimu.
            Tentu saja ini menyakitkan untukmu Sha. Dia yang kau muarakan segala harap ternyata diam-diam mencari hati lain untuk disinggahi.
            “Bagaimana lagi kita bukan jodoh.” Sederet alasan terakhir darinya tanpa sedikit pun peka dengan hatimu.  Andai saja aku yang berada di posisimu tentu sudah kutemui dia dengan membawa palu raksasa, opss.  Tidak adakah cara yang lebih baik lagi untuk mengakhiri segalanya. Seperti caranya pernah membuat wajahmu bersemu merah. Tentu  luka tak akan begitu sakit, bukan hanya di hatimu  tapi juga di hati orang tuamu yang sudah teramat paham dengan hubungan kalian. Entahlah, benarkah hati hanya  sebagai mainan saja atau cinta  memang harus serumit ini?

Rabu, 13 Maret 2013

Dunia Pelangi




            Sebenarnya saya bukanlah tipe perempuan keibu’an. Walaupun setiap kali pertemuan pertama banyak yang mengatakan “ Ayu benget cah iki.” Yang membuat saya tersenyum sendiri. Andai seminggu saja mereka menempati atap yang sama dengan saya, masihkah saya akan menerima kalimat yang senada?. Entahlah, tapi bukan berarti pula saya tipe perempuan yang memiliki watak preman. Saya lebih cendrung cuek, tanpa expresi kata seseorang. Termasuk cuek kepada anak-anak. Tapi itu dulu, jauh saya belum memasuki dunia KKN. Ya KKN yang menemukan saya pada sisi lain dalam jiwa saya. Keibuan, mungkin bisa dikatakan begitu mungkin juga tidak. Sebab dari sikap saya yang terlalu polos menghadapi anak-anak tentu saja tak bisa dikatakan keibua’an. Saya akan tertawa jika menurut saya lucu. Dan saya akan marah jika menurut saya itu menyebalkan. Bahkan tak ada satu pun dari nama mereka yang ganti dengan panggilan paling manis (baca:Sayang) karena bagi saya itu rumit. Tapi anehnya malah saya yang menjadi kakak paling favorit hehehe.

Selasa, 12 Maret 2013

Kita



Kita adalah potongan ukuwah
Yang   tumbuh menjadi karya
Lewat jalan bernama dakwah
Membagikan sekuntum senyum dan seteguk air
Pada musim  air mata sepanjang  kemarau
Masihkah matahari sebagai alasan
Untuk kita menjadi gugurnya daun
Sementara di sana masih ada  harapan yang menumpuk
Untuk kita teruskan  ke berbagai musim
Sebagai jejak jejak  cahaya
Di pucuk semesta

(Terkhusus untuk teman seperjuangan Humas dan Syi’ar Fkii Asy-Syams 2011-2013)

Kamis, 07 Maret 2013

Pernikahan Penuh Barakah





Judul                           : Barakallaahu Laka Bahagianya Merayakan Cinta
Ditulis oleh                  : Salim A.Fillah
Penerbit                       : Pro-U Media
Cetakan                       : ke-10, Maret 2012
Tebal                           : 534 Halaman

        Secara garis besar hidup ini isinya hanya dua, yang kita sukai dan yang tidak kita sukai. Kadang seiring, ada kala bergantian, dan berselang seling. Dalam pernikahan pun demikian. Ada saat, ada waktu, ada kala, ada kondisi, ada hal, ada keadaan, semuanya bisa dalam konteks disukai dan tidak. Tetapi dalam hal apa pun itu, disukai atau dibenci, menyenangkan maupun memprihatinkan, melahirkan tawa atau tangis, membuat gelak maupun isak,kita selalu berharap ada barakah. Seperti doa-doa yang selalu di ucapkan kepada sepasang pengantin “ baarakallaahu laka wa baaraka’alaika.”