Senin, 31 Desember 2012

Tuhan, ini 11 Mimpiku

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa apa yang pada diri mereka ” QS 13:11

Menuju 2013 Yang Lebih Baik "Man Jadda Wa Jada"

1.Wisuda

2.Punya Pekerjaan Tetap (Karyawan Bank, PT, Atau Guru)

3. Penulis Artikel Online

4. Menulis 25 Cerpen (Ada Yang Terbit di Media Nasional dan Menang Lomba)

5 . Menulis 10 Puisi

6. Menulis 15 Resensi

7. Menerbitkan 5 Antologi

8. Menyelesaikan Satu Buah Novel

9. Hapal 2 Juz

10. Memiliki 2 Kelompok Binaan

11. Menikah

“Jika kamu berkeinginan, maka alam semesta akan membantumu”


Minggu, 30 Desember 2012

Menjadikan Tahajud Sebagai Kebiasaan



Judul                           : Langkah Mudah Membiasakan Tahajud
Ditulis oleh                  : Taufik Al-Isfary
Penerbit                       : As-Salam Publishing
Cetakan                       : ke-1 Febuari 2012
Tebal                           : 192  Halaman
Dalam sebuah hadist qudsi Rasulullah SAW bersabda, ''Tuhanmu yang Maha Pemberi Berkah dan Maha Mulia, selalu turun ke langit dunia setiap malam, pada paruh waktu sepertiga malam terakhir, dan Dia berfirman, 'Barang siapa yang berdoa kepada-Ku maka akan Aku kabulkan, barangsiapa mengajukan permintaan kepada-Ku akan Aku berikan, dan barangsiapa memohon ampun kepada-Ku akan Aku ampuni'.'' (HR. Bukhari, Muslim, Malik, Turmudzi, dan Abu Dawud)
Alangkah besarnya keutamaan shalat malam seperti dijelaskan pada hadits tersebut. Namun selalu saja ada alasan untuk meninggalkannya yang terkadang tak masuk akal. Padahal sejatinya, alasan-alasan yang muncul dari dalam hati kita itu hanyalah bentuk dari kemalasan yang di pelihara.
Sungguh sholat Tahajjud merupakan amalan yang sangat ringan jika Allah telah memilih kita. Namun lain halnya jika Allah tidak memilih kita untuk mendapatkan kemulian ini, maka tak akan sanggup walau pun satu hari saja. Untuk itulah sebagai langkah awal, marilah kita memohon kepada Allah, untuk memberikan keistiqomahan kepada diri kita, keluarga, dan seluruh kaum muslimin di segenap penjuru dunia

Senin, 24 Desember 2012

Kerena Menulis Memberikanku Sayap Untuk Bermimpi


             Dulu banyak sekali hal yang saya takutkan dalam hidup ini. Termasuk memiliki mimpi. Saya yang tumbuh di lingkungan keluarga yang cendrung menjadikan kalimat pedas sebagai bentuk motivasi. Tak sejalan dengan kondisi hati saya yang lembut dan sensitive.
            Berawal dari kegagalan saya yang tak bisa kuliah di Universitas dan jurusan yang saya inginkan. Bukan hanya sekali, tapi sudah berkali-kali mengikuti test tetap saja kegagalan berpihak kepada  saya. Tentu saja kegagalan saya menyebabkan kemarahan keluarga saya yang dari awal lebih menginginkan saya kuliah di jurusan kesehatan. Entah berapa banyak kalimat pedas yang saya terima. Yang menjelma menjadi sembilu mengiris-iris hati saya. Rasanya perih sekali. Ditambah lagi dalam waktu bersamaan saya harus kehilangan demi kehilangan orang-orang yang saya cintai.  Jadi sempurna sudah keterpurukan saya. Yang hanya saya ceritakan pada berlembar-lembar kertas.
            Sebenarnya sudah sejak berstatuskan pelajar saya suka menulis. Hanya saja tak bisa dikatakan sering. Bisa saja sekali sebulan atau bahasa lebaynya sekali seabad. Jauh berbeda dengan kondisi saya ketika terpuruk. Setiap hari hanya menjadikan kertas dan pena sebagai pundak untuk saya menumpahkan kesedihan. “Sudahlah semuanya akan baik-baik saja.” Begitulah kalimat yang bisa saya simpulkan andai saja pena dan kertas bisa bicara. Saya benar-benar lega setiap kali selesai menulis. Entah seperti apa harus saya defenisikan kelegaan itu. Yang seiring berjalannya waktu memberikan saya sayap untuk terbang meraih mimpi.
            Tak pernah terlintas di benak saya menaruh keinginan akan menjadi penulis. Sebab bagi saya menulis hanya sebuah cara untuk sedikit berdamai dengan hati. Namun semuanya berubah ketika salah seorang teman yang rutin membaca tulisan-tulisan saya, menawarkan saya untuk ikut bergabung dengan Flp. Organisasi yang mengenalkan saya dengan penulis-penulis hebat. Yang  mampu merubah dunia hanya dengan sebuah pena, luar biasa sekali. Tentu saja saya iri dengan karya-karya mereka. Rasa iri yang membuat mimpi saya menjadi seorang penulis begitu kuat.

Minggu, 16 Desember 2012

Kuntum Di Mata Ibu



Mentari yang kian surut
Membawa waktu bergulir
Bersama angin yang mengelupas
Menjadikan keriput di wajahmu
Atau putih yang hinggap di kepalamu
Dan kau tak lagi datang
Membawakan sekeranjang dongeng untukku
Sebab keringat yang selalu kau sembunyikan dalam tawa
Telah mengantarkanku menjadi dewasa

Senin, 26 November 2012

Persiapan Untuk Menikah


Judul                           : Saatnya Untuk Menikah
Ditulis oleh                  : Mohammad Fauzil Adhim
Penerbit                       : Pro-U Media
Cetakan                       : ke-6 Maret 2012
Tebal                           : 270 Halaman

                Kalau canda seorang teman sudah tak lagi dapat menentramkan jiwa, kalau mata sudah tidak lagi dapat ditundukkan pandangannya dengan sempurna, kalau hati sudah sentiasa merasa gelisah, kalau tekad sudah kuat melekat dalam dada. Barangkali waktunya sudah tiba. Maka saatnya untuk menikah. Tuntunan nurani itu akan memanggil-manggil kita setiap saat. Tidak ada pelabuhan yang dapat menjadi tempat kita menyandarkan kegelisahan itu selain menikah. Mengingkari panggilan hati untuk menikah sama halnya dengan mengingkari fitrah kita. Ketika fitrah kita teringkari, tidak ada ketanangan yang bisa kita capai.
            Tetapi apakah yang dapat menjamin bahwa kita sudah siap menikah? Kesiapan apa sajakah yang harus kita miliki? Apa yang harus kita lakukan jika kerinduan sudah meluap dan keinginan berumah tangga sudah sangat mantap, tetapi jodoh tak kunjung datang?

Sabtu, 24 November 2012

Malam Anugerah Sagang


                                                  Teman-teman Pengurus Flp Pekanbaru

“Waw” Bibir saya membulat kagum plus terpesona. Bukan karena megahnya hotel yang saya datangi. Bukan juga  karena makanan-makanan lezat yang saya cicipi setelah jada sebelah perut saya yang sudah terisi di Hotel mayang garden. (Terima Kasih ya Afsah Rahma gulai nangkanya lamak bana :D).
                                                       Foto Bareng Sutardji

Yang membuat saya takagum-kagum adalah melihat deretan foto-foto penyair Riau yang biasanya cuma saya kenal lewat karyanya. Mulai dari Pak Tenas, Hasan junus, Sutardji, Soeman, sampai ke Marhalim Zain . Malam tadi saya tak sekedar kenal lewat foto bahkan bisa  berfoto langsung dengan penulis  tapi cuma dengan Pak Sutardji. Dan itu tak masalah sebab bagi saya sesuatu banget bisa menghadari acara sastra yang paling bergengsi di  Riau.  Yang membuat  semangat menulis saya kembali menyala. Dan diam-diam berharap suatu hari nanti. Lima atau sepuluh tahun yang akan datang saya lah satunya yang akan membawa emas itu pulang (mimpi yang terlalu tinggi mungkin) . Semoga Kau selalu memeluk mimpi ini Ya Rabb.

Jumat, 23 November 2012

Permintaan Sederhana


Seseorang datang menemuiku
Bertanya harga hatiku
Tidak, aku bukan penjual hati

Dan esok seseorang kembali menemuiku
Menghadiahkan ku sekuntum anggerek
Yang tumbuh di wajahnya
Tidak, anggrekmu tentu akan layu

Dan esok masih ada seseorang  kembali datang menemuiku
Bertanya harga hatiku dengan sekaranjang anggerek di wajahnya
Tidak, sebab yang kutunggu hanya sebakul alif-bha-tha
Yang ingin kueja luruslurus

Rabu, 21 November 2012

Cemburuku Adalah Mekarnya Mawar


Cemburuku padamu  laksana mekarnya kelopak  mawar
Adakah kubisa sepertimu
Duhai mujahidah

Dari rahimmu
Tumbuh perindu-perindu syahid
Membawa kobaran semangat
Hanya dengan batu-batu 
Bersimbah darah di bawah langit gaza
Untuk mendatangi pintu-pintu al-kautsar

Meski  menyisahkan luka yang basah dan menganga
Yang kau simpan rapat
Namun bagimu hidup adalah mencari RidhoNya
Untuk memperjuangkan setiap jengkal al-quds
Yang berubah menjadi lautan darah