Banyak yang
mengatakan kalau dunia pendidikan hanya milik kaum lelaki saja.Seolah-olah kaum
perempuan tidak memberikan kontribusi apapun dalam dunia pendidikan. Padahal
sebenarnya perempuan lah yang berperan penting dalam meningkatkan dunia
pendidikan. Contoh terdekat saja dapat kita ambil dari seorang Ibu. Proses
pendidikan di awali dari lingkungan paling kecil yaitu rumah. Dari sinilah
bermulanya kontribusi perempuan. Seorang ibu mengandung janinnya di dalam rahim
selama 9 bulan. Setelah melahirkan ke dunia, ia menyusui selama 2 tahun serta
mengasuhnya sampai mandiri. Inilah aktivitas yang di lakukan oleh seorang Ibu.
Dalam keadaan ini seorang Ibu berperan penting dalam proses perkembangan
seorang anak. Dengan demikiaan proses seorang Ibu sangat besar pengaruhnya
dalam proses pendidikan seorang anak. Terutama pada masa pertumbuhan awalnya,
dengan memberikan pendidikan yang berkualitas kepada anak. Dan inilah yang
menjadi dasar proses pendidikan selanjutnya. Ini telah di buktikan oleh Asma’
binti Abu Bakar as-shidiq. Seorang Ibu yang patut di teladani. Beliau telah
berhasil mendidik anaknya Abdullah bin Zubair sebagai pahlawan islam yang
tangguh imannya, yang selalu menginginkan Ridho Allah dan kedua Ibu bapaknya.
Dan hal yang sama juga di lakukan oleh marie curiee yang mengabdikan dirinya
pada Ilmu pengetahuan, tapi tidak mengabaikan rumah tangganya. Sehingga
keberhasilan yang yang di raih oleh Putrinya Eve curiee, tidak lepas dari
didikan sang Ibu.
Adapun Wanita
yang pertama kali layak di sebut memberikan kontribusi dalam dunia pendidikan
adalah Aisyah Ra yang nama nya tercatat sebagai intelektual papan atas di
tahun-tahun pertama islam. Tokoh wanita yang selalu memberikan ide-ide
cemerlang dalam kemajuan islam. Selain itu Aisyah juga terkenal dalam bidang
piqih yang nyaris tak tertandingi kehebatanya dalam sejarah islam. Keahliannya
yang ia miliki menjadikan ia sebagai salah seorang sumber rujukan pada
zamannya.
Tokoh wanita
lain yang memberikan kontribusi dalam dunia pendidikan adalah Hellen keler,
wanita yang ketika berumur satu tahun terserang penyakit yang parah dan
mengakibatkan ia tidak bisa melihat dan mendengar, tapi keterbatasan yang ia
miliki tidak meredupkkan semangatnya untuk terus belajar. Ia belajar di rumah
dengan bimbingan guru pribadi yang di datangkan orang tuanya. Dengan semangat
dan rasa optimis yang ia miliki, di usia 20 tahun ia berhasil masuk
universitas. Selama di bangku kuliah Hellen aktif menulis Dan kemudian
mengantarkan ia menjadi seorang peneliti dan penulis di Amerika serikat.
Sedangkan di
Indonesia wanita yang telah memberikan kontribusi dalam dunia pendidikan dan
menjadi menjadi inspirasi bagi setiap wanita adalah r.a Kartini, sosok pahlawan
yang mengharumkan nama bangsa dengan memajukan dunia pendidikan di Indonesia.
Yang mana pada saat itu kondisi pendidikan sangat memperhatinkan khususnya kaum
wanita. Anak-anak yang berumur 12 tahun ke atas tidak di perbolehkan belajar di
luar rumah. Dan kartini lah yang merubah cara pandang masyarakat pada saat itu.
Selain membangun sekolah khusus wanita, Kartini juga mendirikan perpustakaan
bagi anak-anak perempuan. Hingga ia meninggal di usia 25 tahun namanya tetap
hidup sebagai pahlawan yang ikut memajukan pengetahuan di tanah air. Perjuangan
kartini telah membuka cakrawala bagi Negara Indonesia. Yang melahirkan banyak
tokoh Kartini masa kini di antaranya wanita yang mengikuti jejak Kartini adalah
alm Ainun Habibi. Dia adalah dokter FK UI. Yang rela melepaskan status
dokternya hanya kerena ingin mengikuti suaminya ke Jerman dan untuk mengurusi
anak-anaknya. Padahal waktu itu sang suami belum menjadi apa-apa, tapi ia telah
memutuskan untuk taat dan mengikuti sang suami. Selain itu ada lagi tokoh
Kartini masa kini, dia adalah Yoyoh Yusroh. Anggota DPR sekaligus dewan syuro
PKS. Ia telah berhasil menjadikan 13 anaknya sebagai hafizh qur’an. Ia pun
memberikan pendidikan yang terbaik untuk semua anaknya, dengan menyekolahkan
anaknya ke luar Negri. Beasiswa pula. Dan masih banyak lagi kartini-kartini
masa kini yang memiliki peran penting dalam bidang pendidikan, baik itu
kabinet, perlemen, hingga di bidang usaha.
Masih banyak
lagi tokoh wanita lain yang telah memberikan kontribusi dan menorehkan berbagai
perstasi besar dalam dunia pendidikan. Jadi tidak semuanya benar bahwa dunia
pendidikan adalah milik kaum laki-laki.
Juara Dua Lomba Menulis Artikel
Yang Di Taja Oleh DPP BEM UIN
SUSKA