Selasa, 16 Maret 2010

Ya Rabb



Ya Rabb…
Sang penggegam kehidupan yang menjadikan langit tanpa tiang,yang memancangkan gunung-gunung,yang menjadikan gemerlap bintang penghias malam,yang menjadikan cahaya rembulan peneduh jiwa,yg menjadikan mentari penerang alam..dengarkanlah doa-doaku yang jatuh bersama jatuhnya cahaya dhuhaMu.kemana lagi aku harus membawa lelahnya jiwaku,kemana lagi aku menyadarkan resahku hanya kepadaMU sang pemilik pelangi kehidupan.

Ya RABB aku tidak pernah meminta Engkau memberikan kehidupan yang mudah aku hanya ingn Engkau memberiku kekuatan di derasnya gelombang dunia agar aku tidak hanyut terbawa derasnya arus dunia yang tiada hujung, agar aku tetap mampu berdiri ketika rapuhnya jiwaku,agar aku mampu memerankan di tiap-tiap episode kehidupan yang telah Kau catatkan.

Ya RABB..Engkaulah pemilik hati yang mengetahui apa-apa yang tersembunyi di setiap celah-celah ruang hatiku heningkanlah samudra jiwa yang penuh amarah ini.hilangkanlah segala ketakutan yang merasuk ke alam pikirku selain takut akan murkaMu.jadikan segumpal darah ini menjadi qalbu yang lembut qalbu yang memaafkan agar tiada luka yang mampu menorehnya.hijab hati ini dari apa-apa yang Engkau benci dan dari apa-apa yang membuatMu cemburu.

Ya Rahman Dzat yang tak pernah lelah menjagaku maafkan aku belum mampu mempersembahkan cinta yang sempurna untukMu.masih saja ada keluh kesah di dalam jiwaku,masih saja aku mengharapkan cinta yang lain,masih saja aku acuhkan panggilanMu,masih saja ada penyakit yang singgah di segumpal darahku,masih saja aku terus menerus mendzolimi diriku membuat nuraniku menangis.pupuskanlah wahai Rabb debu-debu kejahilanku pupuskanlah noda-noda hitam yang menghijab hatiku dgnMu.
Ya RABB..inilah hamba yang ingn mencintaiMu lewat air mata,lewat ujian,lewat luka,cinta yang membuatku untuk terus memperbaiki diri walaupun ku tau cinta itu tidak akan pernah sempurna

Aku Ingin Menangis



Semua terasa begitu menyesakan bergemuruh dalam jiwaku, air mataku juga tak mampu membasahi hatiku yang mulai kering ingin ku berlari menyepi dalam kesendirianku meresapi apa yang telah terjadi . Rapuhkah aku yang tak mampu melangkah melangkah dari pecahan lara hidupku? Sungguh aku ingin berlari dari semua kisah yang membelenggu hatiku , tapi setiap kali aku mencoba untuk melangkah aku terjatuh kembali pada jejak mendung langkahku entah sampai kapan akan ku bawa hasrat yang tak mampu ku bingkai lagi. Aku bertanya pada hati di mana letak iman itu?masihkah ia bersemayam di samudra terdalam ,tapi kenapa duka itu selalu menyambar hari-hariku? Sungguh aku benar-benar ingin menangis , menangis pada dunia betapa ia telah membuatku begitu terluka terpuruk pada derai sunyi yang ku lewati. Tlah ku coba tersenyum pada dunia,tapi sebongkoh luka itu masih merayap di dinding hatiku. Ingin ku pinta pada tuhan kirimkan bidadarinya mengulirkan jemarinya membantuku untuk berdiri kembali , mengembalikan jiwaku yang tlah hilang , melenyapkan segala ketakutan yang menghantuiku.Aku hanya ingin menangis mengalirkan segala dukaku

Sabtu, 06 Maret 2010

Bantu Aku menjaga Hatiku



Tlah ku coba bunuh ia dengan pisau kesibukan membunuh rasa yang belum saatnya ku semai di beranda hatiku,tapi selalu ku temui ia bersama aktifitasku
Tak pernah ku undang ia untuk hadir,mungkinkah terbuka tabir hijab yang selama ini ku tutup rapat hingga ia dengan mudah menyilap masuk dalam syimponi jiwaku perlahan-lahan menggroti imanku
bantu aku mengalahkan panah-panah setan yang memburu pandanganku
Bantu aku merapatkan hijabku kembali agar terus bermuara padaNya
Bantu aku menjaga hatiku bukan kata-kata manis berbalut nafsu yang kau ucapkan padaku
Ingatkan aku pada Rabbku,ingatkan aku akan kasih sayangNya,ingatkan aku akan murkaNya agar hati ini sentiasa tertaut denganNya
Balutlah mutiara katamu dengan keimananmu bingkis dengan kesucianmu bukan tuk kau jadikan barang obralan agar indah saat kau ucapkan pada yang halal untukmu dan tentu akan bernilai tinggi di mata ALLAH
Ku harap kau bukan penyubur parasit di imanku,tapi kau bantu aku membunuh parasit yang mulai menggroti imanku menjaga hatiku menguatkan cintaku pada Rabbku

Senin, 01 Maret 2010

Kabarkan pada Rembulan



Kabarkan pada rembulan akan janji ALLAH agar ia terus menjadi purnama menerangi gelap gulita
kabarkan pada rembulan jangan meredup saat kabut malam semakin kuat menerpa
kabarkan pada rembulan jangan lena dengan desau angin berbisik indah bernaung janji manis menggumpal noda
kabarkan pada rembulan teruslah membelah malam hanyutkan langit bersama keteduhanmu karna langit butuh keteduhan
hingga akan tiba sang bintang bersama nyanyian rindu membawa cahaya cinta di balut sayap para bidadari menemanimu menerangi jagat raya
bernaung kasihNya

Bersahabat dengan Hati





Bismillah...
Dalam minggu ini sepertinya saya kehilangan kata-kata untuk saya rangkai.Mungkin karna mendungnya cuaca hati saya dan tidak bersahabatnya jiwa dan hati saya membuat saya merasa sangat kesulitan mengayunkan pena saya.

Hati hanya berbentuk sepotong daging yang terisi segumpal darah namun mempunyai peran yang paling utama dalam jiwa setiap insan.Jika hati sakit makan sakitlah anggota tubuh yang lain.Jika ada virus yang singgah di hati saya maka virus itu akan menyebar ke organ tubuh saya yang lain.Virus hati akan menyebar ke otak saya dan akan membuat saya bersu’uzon terus menerus.Virus hati yang menyebar ke bibir saya maka akan timbul lah ghibah,dusta,dan kata-kata yg tidak bermanfaat.Virus hati yg menyebar ke mata saya dan akan membuat sungai kecil di pelupuk mata saya akan terus mengalir karna hati saya sentiasa mendendangkan lagu sedih.kemudian akan datang lah resah,gelisah,kesedihan,amarah ke dalam jiwa saya.

Hati apabila ia terlalu banyak noda ia tidak mampu membisikan kebenaran sama halnya dengan sebuah cermin apabila ia terlalu banyak noda maka setiap wajah yang bercermin padanya tidak akan kelihatan karna terselubung oleh noda nah seperti itu pula dengan hati.Namun apabila hati itu bersih maka cahaya ILLAHI akan terpancar di dalamnya.Jika hati telah bersih ia akan menjadi sahabat sejati yang sentiasa membisikan kan kebenaran setiap bisikan hati akan di olah di otak kemudian penalah yg menyampai kan bisikan hati dalam rangkaian kata.Apabila hati telah menyatu bersama jiwa kedamaian dan ketengan akan hadir.Bisikan hati yg bersih lah motivasi bagi jiwa yang rapuh,oaese bagi jiwa yang kering.Bersahabatlah dengan hati melantunkan dzikir maka kegelisahan,kesedihan,amarah akan pupus dan hati akan sentiasa damai,hati yang peuh dengan gejolak amarah akan kembali hening

Wahai sang penggam hati gemgamlah hati..jadikanlah hati kami hati yang bening,hati yang jernih agar ia menjadi sahabat sejati menemani langkah perjalan kami di bumi milikMU ini.jadikan ia cerminan kehidupan bagi kami.genggam ia dengan cintaMu hingga tiada satu noda pun yang mampu menjamahnya.

"inilah hati taman ilahi tempat mengadu setiap diri.ALLAH kan murka pada hambaNya.memadukan kasih bermaksiat padaNya.duhai hati taman ilahi tempat hamba mengadu sepi.malang hati pastikan mati bila tak pernah d'kunjungi"(denting hati)

Anak tangga kehidupan



Ku ukir kata lewat sunyi
Terbangkan jiwa di taman sajadah
Ya Rahman...
Tuntun aku telusuri anak tangga kehidupan dalam samar dan kabut syair ujian
Biarkan air mata gugur berlayar di samudra tawakal
Menghanyutkan jiwa di Lautan dzikir
Merajut doa bertarung dengan takdir
Melabuhkan lelah di danau ketabahan
Sampai ku temukan jawaban indah dariMu

Senja



Saat senja merangkak menggapai malam
serpihan kenangan yang tlah lama terendap kini bergelayut di dinding hatiku
tenggelam aku dalam perenungan
terdiam dalam sejuta kata
Ya RABB...
Terlalu sulitkah aku menyelami hikmahMu
berikan aku kekuatan merajut kembali denting hatiku
Melukis kebahagian dengan tinta air mataku dalam selaksa doa-doaku
Di perlayaran senja yang semakin berenang menuju malam
ku hanyutkan diriku menuju kepasrahan padaMu
hingga rembulan kan ku jelang

Nyanyian Rindu untuk Ayah



Ku tatap serpihan waktu yang terkapar
Tertoreh jejak lara di ruang batin
Ingin ku raih kasih yang berdenting di hasratku
Bersama nyanyian sunyi ku rangkai rindu untukmu Ayah
Menganyam sisa kasih yang pernah kau lukis untukku
Ayah,ingin ku temui engkau lewat mimpi-mimpiku
Mencium tanganmu dalam dawai cinta yang tak bertepi
Ayah,ku ukir engkau di pelabuhan hatiku tak kan lekang di terpa massa
Berjuta asaku untukmu
Tergantung di langit jiwaku
yang ku sulam lewat doa-doaku

Mak Inah




Ia masih tetap mengayunkan cangkulnya di terik matahari yang membakar kulit tak di hiraukannya keringat yang bercucuran mak inah begitulah orang-orang memanggilnya umurnya yang masih terbilang muda belum pantas rasanya ia di panggil emak tapi perwakan wajahnya yang jauh lebih tua dari usianya membuat ia seperti emak-emak.Pipinya yang cekung dan mulai keriput dan kulitnya yang hitam terbakar matahari,urat-urat tangan yang menunjukkan ia seorang wanita yang pekerja karas.Ia hentikan cangkulnya sejenak,di teguknya air mineral yang selalu di bawanya di usapnya keringat yang telah membanjirinya matanya menatap jauh ada raut lelah di wajahnya. Beginilah hari-hari yang di lewati mak inah membakar diri di terik matahari menggrap beberapa petak sawah peninggalan orang tuanya Semanjak pak yanto suami mak inah meninggal ia harus bekerja karas untuk menghidupi dua orang putrinya buah cintanya dengan pak yanto.”andai dulu aku mau sekolah tentu aku tidak sesusah ini”sesal itu masih bergelayut di hatinya.Perkataan ayahnya masih terngiang di ingatannya betapa ayahnya dulu sangat menginginkan ia menyelesaikan skolahnya,tapi ia lebih memilih berhenti dari sekolah di saat ia masih tingkat sma
“ngapain sekolah tinggi-tinggi pak aku ni perempuan toh nanti kalau sudah nikah aku tetap di rumah” ucap mak inah pada ayahnya
“Walaupun nanti tetap di rumah, tapi kamu punya ilmu dan suatu saat nanti dapat kamu gunakan”mak inah tak menghiraukan perkataan ayahnya ia tetap dengan keputusannya hingga yanto seorang pedagang melamarnya
“andai dulu aku mau menurut dengan perkataan bapak tentu aku tak akan seperti sekarang semua teman-teman sebayaku tak ada yang spertiku Rini yang dulu teman SD ku udah jadi guru,Mia teman SMP ku walupun belum mendapat pekerjan sesuai dengan bidangnya tapi ia telah bisa buka usaha sendiri” Inah,sekolah bukan hanya untuk cari kerja tapi tujuan utama adalah mencari ilmu nak ”kata ayahnya terngiang kembali di ingatannya.
“Andai aku sekolah tentu aku tidak akan di pandang hina di jadikan bahan olok-olok para tetangga ” beribu kata andai memenuhi pikiran mak inah di hapusnya tetes penyesalan yang mengalir di pipi cekungnya
”tidak ada guna lagi aku menyesal sekarang”di raihnya kembali cangkul yang tergeletak dan di ayunkan cangkulnya membelah tanah. Sekarang hanya satu impiannya menyekolahkan anaknya-anaknya agar anak-anaknya tidak seperti dirinya


Awan berarak menuju senja mak inah menelusri jalan hampir separuh tubuhnya di penuhi lumpur.Sampai ia di sebuah rumah yang terlihat sangat sederhana rumah masih bercat dengan kapur dan bagian belakang rumah masih tertutup dengan batu bata tanpa di semen. Rumah itu adalah rumah yang di bangun suaminya . Mak inah duduk di sebuah bangku yang berada antara rumah dan kamar mandi.kamar. kamar mandi di rumah buk inah mamang terpisah dengan rumah
”eh mak dah pulang”sosok gadis abg menghampirinya ia adalah nita anak sulung mak inah yang baru duduk di bangku sma.
”Rida mana?”mak inah menanyakan anak bungsunya rida yang masih duduk di bangku smp
”tu ada di depan”
”apa kata gurumu dengan pembayaran sppmu?mak inah menanyakan uang spp nita yang seminggu lalu telah di minta pihak sekolah.Nita terdiam tidak ingin ia mengungkit hal itu dulu pada emaknya kerna ia tau emak nya terlalu lelah
”bilang aja apa kata gurumu”desak mak inah yang udah mengenal watak nita
”kata bu guru kalau gak di bayar minggu depan nita gak bisa ikut ujian,tapi kalau emak gak punya uang gak apa-apa nita gak ikut ujian,nita berhenti sekolah aja mak, biar rida sendiri aja yang sekolah nita mau Bantu emak
”apa kau bilang?kau mau berhenti sekolah?apa kau mau hidupmu seperti emak?” ucap mak inah dengan suara agak tinggi.Nita hanya terdiam
”Mak janji akan membayar sppmu dalam minggu ini”suara mak inah mulai lembut



Malam menutup langit mak inah menghampir dua putrinya yang terlelap dalam tidurnya di usapnya kepala putrinya”Rida tetap jadi anak mak yang pintar .mak sayang sama rida”ucap mak inah pada rida anak bungsunya.”Nita mak janji akan membayarkan uang sppmu mak akan bekerja keras agar mak bisa bayar uang sppmu kamu harus tetap sekolah,mak gak ingin kamu jadi seperti seperti emak menyesal di kemudian hari cukuplah emak sendiri yang seperti menyesal di ujung sisa umur emak. ingin sekali emak melihatmu memakai topi serjana itu ”di ciumnya kedua putrinya
Mak Inah melangkah meninggalkan putrinya membawa dirinya ke hamparan sajadah merangki asa-asanya dalam selaksa doa berharap sang kholik memeluk mimpi-mimpi putrinya.