Kamis, 25 Juli 2013

Surat Cinta Untuk Suamiku


Bangkinang 23 Juli 2013
Teruntuk lelaki semesta
Azzuri Al Bajuri
Di bumi Bertuah

Azzuhri suamiku kau tahu? Menulis tentangmu membuat aku lupa bagaimana harus merangkai huruf menjadi kata, menjadi kalimat, menjadi paragraf, menjadi kisah. Terasa kaku sekali. Mungkin saja kekakuanku disebabkan rasa bahagiaku yang teramat besar. Beruntung sekali menjadi pendamping lelaki sepertimu. Lelaki semesta, begitu yang kutahu dari angin, dari ceritamu. Sungguh aku kebingungan syukur seperti apa yang harus kuluahkan atas anugerah terindah yang Allah hadiahkan untukku.
Azzuri suamiku, waktu berjalan cepat sekali bukan? Baru kemaren rasanya aku bertanya pada hujan pada hening, pada laut, pada ombak tentang engkau yang waktu itu masih gaib. Dan hari ini 30 hari sudah aku merangkai hari-hari bersamamu. Masih seperti mimpi bagiku. Mimpi yang tak ingin membuat aku terbangun. Aku mencintaimu sungguh cinta sekali. Sebuah kesimpulan yang kutemukan dari rasa khawatirku jika tak menerima kabar darimu. Rasa gelisahku jika semenit saja tak menemukan wajahmu. Rasa debaran jantungku setiap kali mata kita saling bertemu. Dan rasa rindu yang menjadikan lima hari ini terasa berabad-abad ketika engkau tak tampak dalam pandanganku.
Azzuhri suamiku, kau tahu bukan? Banyak sekali kekurangan yang kumiliki. Kuharap kau bisa menerimanya bukan hanya di bulan pertama pernikahan kita. Tapi di bulan berikut, berikut, dan berikutnya. Bukankah kita akan selalu menjadi pengantin baru? Saling menyempurnakan, begitu yang selalu kau ucapkan kepadaku. Dan aku akan  terus belajar menjadi perempuan yang seperti kau inginkan. Belajar memahami, belajar berjiwa besar, dan  belajar menjadi istri sholehah untukmu. Hanya untukmu saja, mencintaimu dengan cara sederhanaku yang akan menguatkanmu tentu saja
membahagiakanmu. Sebab Allah mengajarkanku untuk mencintaimu tanpa musim gugur,  tanpa henti, tanpa jeda. Hanya cinta seindah musim semi, seindah pelangi, seindah senyummu.
            Azzuhri suamiku, terima kasih untuk kehadiranmu, untuk kesabaranmu, untuk perhatian, dan untuk cintamu yang membuat aku lupa tentang luka, tentang kesedihan, tentang kesulitan. Kau tahu? Bagiku kau seumpama pangeran yang merubah hidupku bak putri-putri dalam dongeng. Kemudian membawaku terbang ke awan menghias langit, merangkai bintang-bintang. Ah sungguh aku merindukanmu sayang sepenuh hati setulus jiwa. Aku berharap Allah saja yang menjadi penjaga rindu ini sampai kita menutup mata dan kembali di pertemukan di syurgaNya.
Bumi kota beriman
Istrimu yang cantik
E_M_A

Mengenang sebulan Hari Pernikahan kami

Tidak ada komentar: