Bangkinang 23 Juli 2013
Teruntuk
lelaki semesta
Azzuri
Al Bajuri
Di
bumi Bertuah
Azzuhri suamiku kau tahu? Menulis tentangmu membuat aku lupa
bagaimana harus merangkai huruf menjadi kata, menjadi kalimat, menjadi
paragraf, menjadi kisah. Terasa kaku sekali. Mungkin saja kekakuanku disebabkan
rasa bahagiaku yang teramat besar. Beruntung sekali menjadi pendamping lelaki
sepertimu. Lelaki semesta, begitu yang kutahu dari angin, dari ceritamu.
Sungguh aku kebingungan syukur seperti apa yang harus kuluahkan atas anugerah
terindah yang Allah hadiahkan untukku.
Azzuri suamiku, waktu berjalan cepat sekali bukan? Baru kemaren
rasanya aku bertanya pada hujan pada hening, pada laut, pada ombak tentang engkau yang waktu itu masih
gaib. Dan hari ini 30 hari sudah aku merangkai hari-hari bersamamu. Masih
seperti mimpi bagiku. Mimpi yang tak ingin membuat aku terbangun. Aku
mencintaimu sungguh cinta sekali. Sebuah kesimpulan yang kutemukan dari rasa
khawatirku jika tak menerima kabar darimu. Rasa gelisahku jika semenit saja tak
menemukan wajahmu. Rasa debaran jantungku setiap kali mata kita saling bertemu.
Dan rasa rindu yang menjadikan lima hari ini terasa berabad-abad ketika engkau
tak tampak dalam pandanganku.
Azzuhri suamiku, kau tahu bukan? Banyak sekali kekurangan yang
kumiliki. Kuharap kau bisa menerimanya bukan hanya di bulan pertama pernikahan
kita. Tapi di bulan berikut, berikut, dan berikutnya. Bukankah kita akan selalu menjadi
pengantin baru? Saling menyempurnakan, begitu yang selalu kau ucapkan kepadaku.
Dan aku akan terus belajar menjadi
perempuan yang seperti kau inginkan. Belajar memahami, belajar berjiwa besar,
dan belajar menjadi istri sholehah
untukmu. Hanya untukmu saja, mencintaimu dengan cara sederhanaku yang akan
menguatkanmu tentu saja
membahagiakanmu. Sebab Allah mengajarkanku untuk
mencintaimu tanpa musim gugur, tanpa
henti, tanpa jeda. Hanya cinta seindah musim semi, seindah pelangi, seindah
senyummu.
Azzuhri suamiku,
terima kasih untuk kehadiranmu, untuk kesabaranmu, untuk perhatian, dan untuk
cintamu yang membuat aku lupa tentang luka, tentang kesedihan, tentang
kesulitan. Kau tahu? Bagiku kau seumpama pangeran yang merubah hidupku bak
putri-putri dalam dongeng. Kemudian membawaku terbang ke awan menghias langit,
merangkai bintang-bintang. Ah sungguh aku merindukanmu sayang sepenuh hati
setulus jiwa. Aku berharap Allah saja yang menjadi penjaga rindu ini sampai
kita menutup mata dan kembali di pertemukan di syurgaNya.
Bumi kota beriman
Istrimu yang cantik
E_M_A
Mengenang sebulan Hari Pernikahan kami
Tidak ada komentar:
Posting Komentar