Aku
kembali mengutuk diri menahan tangis yang tak berair mata. Entah perasaan apa
yang menyusup selalu saja begini sejak dulu. Aku marah ketika tak mampu
mengurai asa yang menunpuk. Marah yang tak tahu
kepada siapa mesti kutumpahkan. Merekakah ? Yang sudah menjadikan aku
teramat takut. Ah bukankah itu hanya akan menjadi kesia-siaan. Mungkin saja kan
kujumpai ketakutan yang lebih mengerikan lagi. Ketakutan yang mengikut-ikut
mungkin karena syukur yang kurang kupahami
Ingin sekali aku beranjak dari bumi
yang telah kupijak bertahun-tahun lamanya. Pergi meninggalkan kisah untuk
memulai awal cerita baru entah dimana. Tapi disana tak ada satu pun yang
mengenaliku satupun. Ini hanya sekedar mimpi kosongku saja. Caraku membujuk hati
biar tak larut dalam sedih. Bukan lemah hanya sekedar mengurai pilu biar tak
menjadi sakit.
Hari ini aku menangis entah sebab
apa. Kecewakah? Mungkin saja karena harap begitu mudah kutanamkan manjadi andai
yang kemudian berhulu luka. Entah apa yang sedang coba kuurai sampai tak
kutemukan juga makna.
Biarkan petang ini sejenak saja aku
mengurai kesah. Menanti senja yang kembali datang. Mungkin saja akan membuat
hatiku lebih baik. Hingga esok kutemukan kutemukan apa yang hendak ku cari.
Hanya seorang sahabat biar aku tak lagi menjadi luruh.
Tahan
jangan biarkan sedih ini melarut-larut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar