Rabu, 29 Agustus 2012

Ketika Tak Sejalan


       Setiap akhwat pasti menginginkan pendamping hidup seorang ikhwan tentunya  sang ikhwan tak hanya sekedar sholeh, tapi juga memiliki visi dan misi yang sama, membangun rumah tangga dakwah. Namun ketika jodoh tak sejalan dengan harapan. Misalnya jodoh yang datang lelaki yang berpenampilan ekslusif, berwajah tampan, dan memiliki janji masa depan yang lebih baik. Haruskah ditolak?
            “Cari suami itu yang paling penting dompetnya tebal.”
            “Fisik itu juga penting, apa kau nggak malu bergandengan dengan lelaki yang wajahnya tak bisa diandalkan?” Saya hanya menyimak pembicaraan diantara sepupu saya dengan senyum yang tersimpul. Bukan  menyetujui apa yang mereka katakan karena saya tahu pasti ukuran kebahagiaan itu bukan di materi ataupun fisik. Dan bukan juga saya menyalahkan mereka karena dalam islam untuk memilih calon suami fisik dan materi juga dianjurkan. Tapi tentu agamalah yang paling utama.
            Makanya ketika saya ditawarkan dengan lelaki yang berpenampilan wah namun sama sekali tak pernah terjamah tarbiyah, saya butuh berfikir panjang. Bukan hanya alasan karena saya belum siap nikah tapi lebih tepat alasan SANGGUP?
            Sanggupkah saya menikah dengan lelaki yang berpenampilan ekslusif? Yang janga-jangan esok meminta saya memendekkan jilbab untuk mengikuti gayanya. Sanggupkah saya menyaksikannya berpegangan dengan wanita-wanita lain? Sedangkan saya begitu amat menjaga. Sanggupkah saya memberikan pemahaman tarbiyah kepadanya? Sedangkan saya masih akhwat jadi-jadiaan. Dan jawabannya tentu saja SAYA TIDAK SANGGUP, mungkin saja jawaban ini akan berbeda untuk beberapa tahun kedepannya.
            Lantas bagaimana dengan ikhwan? Benarkah sosok yang satu ini mampu menjadi imam yang baik?
            “Ikhwan dan lelaki biasa itu memang beda, kalau lelaki biasa terang-tarangan nah ikhwan komunikasi cair, gombal lanjut, janji bertabur ,di balik wajah sok malaikatnya” Pernyataan ini tak hanya saya dengar tapi saya saksikan sendiri meski tak semua ikhwan yang seperti ini. Tapi tetap saja kan meninggalkan pemahaman yang berbeda.
            Kalau sudah seperti ini lelaki yang seperti apa yang di inginkan? Ya tentunya masih lelaki yang sholeh, sevisi dan semisi.  Nah untuk mendapatkan lelaki yang seperti itu  harus manjadi solehah dulu karena lelaki yang sholeh pasti akan diperuntukkan buat perempuan yang sholehah pula. Dan jika esok masih tak sejalan yakinlah adalah berlipat ganda pahala yang menanti.
            Jadi kesimpulannya saya serahkan kepada pembaca yang bersedia membaca tulisan sederhana saya ini

3 komentar:

Risah Icha Az-zahra mengatakan...

wah ceritanya kak ema abis di lamar? apa di jodohin??

ematul hasanah mengatakan...

kasih tahu nggak ya??
hehe

sahabat baca mengatakan...

ketika sang adam datang tapi tidak sesuai dengan harapan masih ada yang menunggu dengan doa-doa dan sholat malam untuk merubah semua itu, insayallah.

Maaf kalau saya sok tahu mbak hasanah :)

salam persahabatan