Disini
masih ada rindu. Untuk mereka yang jauh
di mata namun selalu dekat akan di hati
(gombal.com). Bagaimana mungkin mereka akan ikut menjauh di hati. Adik-adik yang
mengenalkan aku akan sebaris warna dalam hidup.
Aku yang awalnya tak begitu peduli
entah sebab apa yang membuat mereka ingin mendekat. Mungkin saja karena aku
yang paling manis kali ya ^_^
Atau mungkin saja karena aku sendiri
yang berpenampilan aneh dengan pakain serba tertutup lengkap dengan kaus kaki
yang tak pernah terlepas. Sampai- sampai di bilang penyakitan.
Namun
pertemuan dengan mereka membuat hidupku mulai sedikit jungkir balik. Aku yang
katanya menderita penyakit autis bisa juga perhatian dan lebih dewasa sesuai
dengan usiaku yang tentu tak bisa lagi digolongkan ABG. Dan kehadiran mereka
lah membuat aku sadar ternyata dalam diriku ada sisi keibuan yang teramat
sensitif (ya iyalah tak mungkin kebapakan)
Kepolosan, tawa, dan celoteh yang
mereka hadirkan membawaku ke sisi dunia yang lain. Sungguh aku sangat bahagia
saat bersama mereka. Bercerita apa saja tentang mimpi dan cita-cita.
“Aku
bisa, kamu bisa, kita luar biasa.” Inilah kalimat andalan yang selalu kami gunakan
yang mengukir seulas harap.
Hingga
kemudian mereka pun mulai memahami prinsip hidupku. Tak lagi bertanya.
“Kenapa Kakak selalu pakai jilbab?”
“Kenapa Kakak selalu pakai kaus
kaki?”
Yang ada hanya “Besok aku ingin
seperti Kakak.”
Malah
ada seorang murid lelaki yang usianya jauh di bawahku mengtakan.
“Kan Kakak bilang perempuan dan
lelaki nggak muhrim nggak boleh bersentuhan.” Ujarnya dan aku hanya membalas
dengan senyum antara malu dan bahagia. Mengambil kembali jemari yang terlanjur
ku ulurkan sebagai salam perpisahan.
Kepulanganku
dipenuhi dengan hadiah dan tumpukan surat-surat cinta yang selalu saja membuat
hatiku hangat setiap kali membacanya kembali.
Sungguh aku menyayangi mereka meski
tak ada tautan darah. Dan saat ini aku sangat merindukan mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar