Senin, 03 Oktober 2011

Ini Tentang Mimpi-Mimpiku



Dream. Semenjak memasuki semester tujuh, satu kata it terus menari-nari di benakku. Kadang pesismis melecutku.
“Mungkinkah aku bisa merengkuh mimpi-mimpi yang telah kutulis di lembar harapan atau terlalu tinggikah mimpiku sehingga ia hanya akan menjadi mimpi dan hanya mimpi.” Kucoba menepis pesimis, bukankah ada Allah yang akan memeluk mimpi-mimpiku.
Jika esok mimpiku tak kurengkuh pasti Allah telah mempersispkan mimpi yang jauh lebih indah untukku. Seperti empat tahun yang lalau.Saat aku sangat menginginkan mengiginkan menjadi guru bahasa inggris. Semua usaha telah kulakukan untuk meraihnya, mulai dari belajar tiga kali sehari yang biasanya hanya sks(system kebut semalam),belajar di tempat bimbel yang menguras kantong keluargaku. Tapi hasilnya sama saja, aku gagal, mulai dari jalur PBUD samapi jalur mandiri(begok banget ya). Malah aku nyasar di jurusan yang membuat aku berlinang air mata menjalaninya.karena tidak ada cinta diantara kami, ibarat seorang wanita yang di nikah paksa dengan lelaki yang sama sekali tidak ia cintai. Begitulah hari-hari yang aku lewati. Tapi hari ini aku sedang belajar menyukainya. Kalau sampai hari ini masih saja aku pelihara rasa tidak suka itu kapan aku bisa wisudanya yang tergetnya Agustus 2012 aku telah mendapatkan gelar SE,I.
Menjadi guru bahasa inggris. Telah lama kukubur mimpi itu. Jika dulu setiap kali melewati gedung bahasa inggris, ingin sekali rasanya aku menghentikan kaki di gedung itu dengan air mata yang menggenang. Tapi hari ini sudah biasa saja kerana Allah telah menggentikan dengan mimpi yang jauh lebih indah.
“Menulis” itulah mimpi terindah yang di pilihkan Allah sebagai ganti dari kegagalanku. Kegagalan memberikanku sejuta inspirasi untuk kutuangkan dalam tulisan dan hari ini mimpi itu mulai bersinar. Yup, mari kembali ke mimpi-mimpiku yang ingin sekali melanjutkan S2 dengan biaya hasil dari keringatku sendiri (dapat uang dari mana ya). Kemudian menjadi dosen yang memilki karya-karya best seller( hehehe sepertinya aku benar-benar sedang bermimpi, pesimis). Eistss…ada satu mimpi yang aku lupakan. “Menikah” setiap kali mendapatkan pertanyaan sensitif ini “Kapan nikah?. Hanya sebuah senyum yang aku lemparkan sebagai sebuah jawaban yang aku sendiri tidak tahu apa maknanya. Mungkin dua tiga tahun lagi aku memikirkannya setelah aku menjadi orang luar biasa dan cocok bersanding dengannya yang luar bisa (siapa Ya?). Sekarang harus focus pada mimpi yang ingin sekali kurangkul yang bisa kulakukan hanya usaha, tawakal dan berdoa.
“Allah peluklah mimpi-mimpiku.”

Tidak ada komentar: