Sabtu, 29 Oktober 2011

Bahkan Mawar pun Cemburu


Aku mengenalnya hanya lewat angin yang menjelma dalam sederet untaian kata tiga tahun yang lalu.
“Salam ukuwah.” Itulah sebaris kalimat yang mengawali perkenalan kami melalui jejaring social bernama friendster dan aku tidak ingat lagi entah siapa yang mengawalinya.
Perkenalan itu kemudian berlanjut saling tukar alamat YM sampai bertukar no hp. Seperti ada magnet yang terus menarik hati kami untuk terus mendekat walaupun terpisah oleh jarak Pekanbaru dan Medan. Ukuwah mulai tumbuh dalam lembaran hari setelah aku tahu ternyata dia juga berdarah melayu yang dulunya satu SMA dengan sepupuku di sebuah SMA yang cukup ternama di Riau. Dan yang membuat kami semakin dekat adalah aku dan dia sedang sama-sama meniti jalan cahaya yang baru kutemui di bangku perkulihaan. Ukuwah mulai beranting dengan hati yang kian menyatu, aku mulai berbagi kisah dengannya tentang kisahku yang berlumuran air mata dan dia selalu siap menampung ceritaku yang selalu bernadakan sendu kemudian memberikan aku berjuta nasehat agar aku tidak merasa sendiri. Ia hadir memberikan aku sebebuah pelampung saat aku tenggelam di lautan keputusaan agar aku mampu berenang ke tepian menggapai permukaan membangun mimpi Yang beratapkan harapan dan hari telah kubangun mimpi yang bertapkan harapan, berdindingkan asa.

Jika di tahun pertama persahabatan kami hampir di warnai dengan kisah sendu, tapi tidak untuk di tahun ke dua yang selalu di beraromakan tawa dalam secangkir canda karena separuh jiwaku aslinya memang menyukai sesuatu yang bernadakan humor. Cerita sendu mulai bertukar dengan cerita-cerita masa depan, tentang kuliah, tentang organisasi, termasuk tentang seseorang yang akan datang di hari esok.
“Ana, kira ukhti kalem,” ucapnya saat kami pernah bertemu hanya untuk waktu lebih kurang tiga jam saja saat ia mampir di Pekanbaru.
“Kebetulan saja tidak musim kalem.” Jawabku seadanya.
Sejak pertemuan itu ukuwah mulai berdaun walaupun hanya lewat angin yang terusun dalam kalimat-kalimat sms sampai hari ini ukuwah itu merekah indah, mewangi hingga ke angkasa bahkan mawar pun cemburu. ^_^

Tidak ada komentar: