Jumat, 11 Februari 2011

Bersamamu Melukis Warna Pelangi



Tiga tahun yag lalu ketika kegagalan demi kegagalan meruntuhkan istana mimpiku.ketika kehilangan demi kehilangan menenggelamkanku di lautan duka. Ketika luka demi luka menghampiriku yang membuatku begitu terpuruk. Dan sendiri adalah pilihanku saat itu.Melewati mendung hari-hariku dan gerimis yang tak henti mengalir di sungai kecil pelupuk mataku. Sampai suatu hari dia hadir. Irma suraya. Seorang mahasiswi di salah satu perguruaan tinggi negri yang berada di sumatra utara. Aku mengenalnya melalui sebuah situs jejaring sosial friendster. Kemudian seperti ada sesuatu yang menarik-narik jiwaku untuk lebih mengenalnya dan komunikasipun berlanjut melalui via hp. Seiring berjalannya waktu persahabatan mulai tumbuh walau hanya lewat sederet kata dan sebait kalimat. Aku mulai berbagi cerita dengannya tentang kisahku yang masih saja menyesakkan dadaku. Tentang luka yang masih saja mengalir di ujung bola mataku bahkan ikut mengalir di setiap tulisanku yang selalu bernada sendu.
Dia tidak pernah bosan mendengarkan keluhanku. Berhari-hari, berminggu-minggu, berbulan-bulan bahkan bertahun tahun menceritakan masalah yang sama. Dia selalu meluangkan waktunya untuk membalas smsku sekedar untuk memberi solusi dari masalah-masalahku. Hingga setiap solusi yang ia berikan menjadi sebuah pelampung untukku berenang ke tepian saat aku tenggelam di lautan duka masa lalu. Dan bersamanya aku mulai melukis warna pelangi yang nyalakan kembali merah semangatku, jingga mimpiku, dan warna-warna asaku yang mulai bermekaran di langit impian. Hingga aku mampu berdiri di atas kenyataan dengan luka yang mulai kupahami hikmahnya.Jika dulu smsku dengannya selalu beraromakan luka dan air mata, tapi sekarang aromanya telah berubah menjadi canda dan tawa karena lukaku telah pulih, jiwaku telah kembali, dan ceriaku yang telah merekah.
Terima kasih ukhti telah mau mendengarkan keluhanku yang setinggi gunung. Terima kasih telah memberikan sebatang kayu untukku berpegang agar aku tidak jatuh kembali saat ombak kian deras. Terima kasih telah mau berbagi denganku. Dan terima kasih telah ingin menjadi sahabatku. Bagiku kau bukan hanya sebatas teman ataupun sahabat, tapi kau adalah saudaraku yang disatukan dalam sebuah ikatan yang bernama ukuwah biarkan ku ukir persahabtan kita di atas bebatuan agar tidak ada yang mampu menghapusnya dan Ingin ku katakan pada semesta bahwa berteman denganmu adalah indah. Bersaudara denganmu adalah anugerah. Semoga persahabtan yang telah kita bangun hampir tiga tahun ini, tidak hanya persahabatan di dunia maya. Aku berharap suatu hari nanti di dunia nyata kita akan tetap menjadi sahabat dan melukis warna pelangi yang lebih indah lagi.

Tidak ada komentar: