Oleh: Irma Suraya
Basmalah. Harus kembali banyak mengingat dan mengulang kisah.
Ternyata waktu memang sangat cepat berlalu, sangat cepat. Ya, yang aku
tau aku memang berkenalan dengannya lewat friendster, 2008, awal masa
kuliah, saudaranya temanku di SMA dulu. Dan aku pun lupa, bagaimana
akhirnya aku percaya dengan memberikan no.hp. walaupun saat itu belum
marak penipuan dunia maya, tapi biasanya aku selalu bersikap waspada
dengan orang yang baru dikenali dan selalu tertutup.
Tapi
entah apa yang ia punya, pertemanan dunia maya itu menjadi dunia nyata.
Walaupun kami belum pernah bertemu, seolah percaya, saling bercerita
satu sama lain, bercerita tentang luka masa lalu, rumit masa sekarang
ataupun mimpi masa depan.
Dan itu bertahan bertahun-tahun !
ah, aku pun tak tau bagaimana itu terjadi. Yang ku tau sekarang, Allah
memang menakdirkan kita saling mengikat hati, saling menguatkan, saling
berbagi, saling melukis pelangi, mungkin, seperti yang selalu engkau
ungkapkan di bait-bait tulisan mu.
Oh ya!
Tulisan-tulisanmu, dulu, ya memang dulu, engkau selalu meng-sms dan
meng-info kan kepadaku untuk mengecek tulisan barumu dan memberi
komentar. Dan dengan blak-blakan nya aku, dan mungkin dengan ketidaktau
menaunya aku di bidang sastra, maka kritik pun engkau terima dari ku,
karna kadang itu juga yang kau minta dariku. Bahkan engkau sempat
membuat tentangku ”bersamamu melukis warna pelangi”, 11 Februari 2011.
Ah
ternyata, aku memang tak tau menau! Toh akhirnya, engkau pun
menghadirkan dengan karya-karya mu yang sudah melangit atau membumi
tercetak rapi di buku ataupun media masa. Ah, tak perlu lah kritik ku
lagi. Aku menjalani hidupku. Engkaupun menjalani hidupmu. Dan dari
bertahun-tahun kita menjalani pertemanan udara itu kita hanya jumpa SATU
KALI !! kalaulah yang mengatakan persahabatan itu tercipta karna salah
satunya selalu bersama, maka kita adalah pengecualiannya!
Dan
kita pun bertemu, ah ternyata engkau cantik dan lucu teman! Sungguh aku
tak menyangka. Memang itu hanya pertemuan sebentar, tak banyak yang
kita ceritakan, tak banyak.
Waktu terus berlalu, kita pun kembali
fokus dengan tujuan akhir kita, menjadi sarjana, mungkin karna ke-sok
sibukkan aku ataupun kita, kita pun sudah jarang berkomunikasi. Tau kah?
Aku bahkan sempat kehilanganmu dan menuliskannya di uraian tulisanku
yang selalu tersimpan rapi di file ku, tak seorang pun yang tau.
Lalu, engkaupun menghampiri dengan chat mu di fb. Tiba-tiba engkau menanyakan kapan kah aku ke pekanbaru. Ah ternyata, engkau sudah mau walimah !!! dan engkau pun menceritakan lebih detail tentang siapa dia dan lain-lain. Hari ini pun aku menerima undangan dari mu, ya 2 minggu lagi! Aku pun secara tak langsung merekah kan senyumku. Dan di chat mu, engkau pun sangat mengharapkan kedatanganku, terima kasih teman, aku masih ada di hatimu, walaupun aku tidak tau di sisi mana aku berada, ya, karna engkau sudah bertemu dengan 1 sayap mu yang sejati, yang nantinya akan bersamamu melanjutkan melukis pelangi bukan? Barakallah, doa yang tulus mungkin cukup sebagai hadiah untukmu teman. Agar hati kita tetap tertaut oleh Pengikat hati.
Tulisanku ini bukan untuk menyaingi tulisanmu , hanya saja mungkin beginilah aku mengungkapkan apa yang ada di hatiku, bahwa engkau istimewa di hatiku.
Maka aku pun mengembalikan puisimu untuk mu..
Terima kasih ukhti telah mau mendengarkan keluhanku yang setinggi gunung.
Terima kasih telah memberikan sebatang kayu untukku berpegang agar aku tidak jatuh kembali saat ombak kian deras.
Terima kasih telah mau berbagi denganku.
Dan terima kasih telah ingin menjadi sahabatku.
Bagiku kau bukan hanya sebatas teman ataupun sahabat, tapi kau adalah saudaraku yang disatukan dalam sebuah ikatan bernama ukhuwah. Biarkan ku ukir persahabatan kita di atas bebatuan, agar tidak ada yang mampu menghapus nya dan ingin ku katatakan pada semesta bahwa berteman denganmu adalah indah, bersaudara denganmu adalah anugerah.
Biarlah kata-kata itu kembali kepadamu, karna jelas kata-kata ku mungkin tak akan menyaingi dirimu.
Ku biarkan engkau menemui 1 sayapmu
Yang akan membawamu lebih tinggi lagi
Hingga tak hanya melukis pelangi
Tapi sampai menjumpai pelangi!
Dan biarkan kisah kita mengalir
Di partikel-partikel udara yang kita hirup
Di mozaik-mozaik kehidupan kita
Hingga jika itu tak sampai kepadamu
Ingatlah dan percayalah
Engkau istimewa di hatiku
Yang akan mengalir di bait doaku.
9 juni 2013
15:21 pm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar