Jumat, 12 April 2013

Aku dan Duniaku Yang Hilang


Aku kehilangan duniaku Dey, dunia yang dulu pernah kuletakkan mimpi setinggi langit seterang bintang gemintang. Menjadi penulis, begitu mimpiku kuat sekali. Meski hampir seluruh tulisanku kadang datar, kebanyakan berputar-putar, sering juga buntu. Tapi semangat selalu memberikan jalan.
“Jika tidak minggu ini mungkin minggu depan atau minggu depan atau minggu depan atau minggu depannya lagi.” Sederat kalimat motivasi yang kutanam dalam-dalam saat puluhan tulisan kukirimkan ke berbagai media. Tapi itu dulu di bulan yang tertinggal

Ah tidak, bahkan aku masih memiliki mimpi suatu saat nanti akan ada buku yang lahir dari jemariku yang akan sampai pada ribuan mata. Aku pernah ceritakan ini pada rinainya hujan, pada deburnya ombak, dan pada ratusan burung-burung berharap sekali mereka berkenanan membawa mimpiku terbang tinggi melangit. Tentu saja bahagia Dey jika suatu saat nanti  mimpiku menjadi nyata. Tapi entah, hanya lima kata itu yang menumpuk dalam imajinasiku setiap kali berpapasan dengan layar putih monitorku. Padahal banyak sekali yang ingin kuabadikan dalam kata. Tentang malaikat-malaikat kecilku, tentang air mata kotaku, mungkin juga tentang “seseorang”.
 Namun jemariku tetap saja kaku hanya pecahan aksara yang kutemui di setiap alur yang selalu saja terasa klise. Walaupun sudah kusedekahkan berpuluh-puluh malam larut untuk berkawan akrab tapi hanya berlembar-lembar yang berakhir menggantung. Bahkan terkadang hanya status di beranda fb yang bisa kusumbangkan setiap hari berkali-kali berkicau setiap waktu.
 Mungkinkah waktu yang kumiliki terlalu sempit atau dunia baru yang kusangka suka hanya menjauhkan aku dari mimpiku. Entahlah yang kutahu aku kehilangan duniaku. Dunia yang membukakan pintru-pintu untuk aku mencoba belajar menjadi dewasa, menjadi bijaksana, menjadi kuat sehingga selalu ada ruang untuk aku berteduh dari derasnya hujan.




Tidak ada komentar: