Selasa, 18 Januari 2011

Ketika Gigi Berbicara



Hmm..seperti lagunya Oki feat Andi aja ya cuma bedanya hanya terletak pada kata gigi. Kalau hitsnya oki feat andi ketika hati bicara kalau hitsnya ematul hasanah ketika gigi berbicara. Apa yang ada di pikiranmu di saat saya mengatkan ketika gigi berbicara. Pasti kamu akan bertanya-tanya. Emang bisa ya ma gigi berbicara?. Maka saya akan menjawab iya sambil melemparkan sebuah senyuman manis. Memang kedengaran sedikit aneh,tapi itulah pelajaran yang saya dapatkan saat menahan sakit gigi.
Baiklah kembali ketopik, Ketika gigi berbicara disaat dia membuat saya begitu amat sakit seolah-olah ingin memisahkan telinga dengan wajah saya, kepala dengan leher saya. Berlebihankah? Oh tidak karna memang seperti itu yang saya rasakan. Kamu yang pernah merasakan sakit gigi. Pasti akan sepatu alias sepakat dan setuju dengan saya. Iya kan?. Nah disaat itulah gigi saya berbicara" kan udah saya bilang jangan makan yang manis-manis dulu eh kamunya mada, sekarang rasakanlah!". Ya saya akui saya mada saking londunya (istilah bahasa kamparnya) jangankan yang Manis-manis yang pahit pun saya lahap hehehe. Dan hasilnya setiap hari,jam,menit, bahkan detik saya akan mengeluhkan sakit gigi. Sampai-sampai kalau ada yang nanya ema yang mana ya pak,buk?, maka jawabannya Ema yang sering sakit gigi itu loh. Dan yang lebih parahnya lagi sakit gigi itu kambuhnya ketika tengah malam disaat semua orang tertidur pulas saya malah menangis menahan sakit berharap subuh cepat datang agar bisa ke warungnya buk kiko(nama warung langganan saya beli obat gigi) dengan dua pembekakan yang telah terjadi. Bengkak di pipi kiri+ mata. Untung saja pipi kanan saya tidak ikutan bengkak karna kemarahan para penghuni kost disebabkan hampir setiap malam saya mengganggu tidur mereka. Beruntunglah saya mendapatkan penduduk kost yang punya kesabaran setinggi gunung, walaupun jauh di dasar hati Ada larva yang siap untuk di muntahkan.
Ketika hati berbicara sudah, ketika gigi berbicara sudah, nah bagaimana lagi ketika nurani berbicara. Hmmm.. menurut saya ketika nurani berbicara tidak jauh beda dengan ketika gigi berbicara intinya di ikuti,di patuhi saja jangan di turuti nafsu seperti saya yang lebih menuruti nafsu ketika lebih memilih memakan yang manis-manis. Agar nantinya nurani itu tidak berontak ataupun sakit. Tidak terlalu sulit menuruti nurani karna ia selalu menyuruh kepada kebaikan selaras dengan fitrah manusia. Kuncinya penjara dulu nafsu. Jadi ketika hati berbicara, ketika gigi berbicara, ketika nurani berbicara kesimpulannya apa ema? Loh!!!!! ^_*

Tidak ada komentar: