Oleh: Sinta Yudisa
Cinta & Pernikahan Tanpa Dakwah
Suatu ketika putriku bertanya, “ Ummi nggak pernah berantem sama Abah?”
Bohong kalau kukatakan ,” nggak pernah sama sekali!”
Bagaimana mungkin dua orang yang tak pernah saling mengenal sebelumnya,
hidup seatap, mencoba senasib sepenanggungan, menghadapi aral melintang
menghadang, satu demi satu anak lahir dan besar melalui tahap demi
tahap perkembangan ; semua dihadapi adem ayem penuh senyum tawa tanpa sekalipun duka, marah, jengkel, gundah gulana?
Tentu pernah kami saling tersinggung, diam seribu bahasa, mencoba
menjaga jarak, sebelum salah satu bersikap rendah hati meminta maaf
terlebih dahulu. Tapi apa yang membuat sebuah pernikahan melewati tahun
demi tahun, membentur tembok kesukaran, sesaat kapal oleng, dan kami
tetap saling berpegangan tangan mencoba bertahan dalam badai?
*Tujuan pernikahan*
Kalau tujuan berpasangan hanya semata urusan biologis semata, sampai
kapan bertahan? Terlebih secara fisik, baik lelaki dan perempuan tak
akan mampu terus menerus memiliki hasrat besar. Lebih dari sekedar
biologis, fisiologis; maka pernikahan tak hanya didasarkan urusan fisik
semata. Wajah boleh ayu tampan setahun lima tahun ke depan, sesudah
punya anak satu dua tiga dan seterusnya, digerus permasalahan hidup dan
ekonomi; rupawan tak lagi bertahan.
Senin, 25 Maret 2013
Rabu, 20 Maret 2013
Bukit Bintang
Pernahkah kau mendengar tentang bukit Bintang Dey?
Dulu seseorang pernah mengatakan kepadaku
Dari sana kau bisa melihat bintang lebih dekat dan menghitungnya
Maka sebanyak itu pula kau menyimpan rindu untuknya
Kau tahu Dey?
Sejak hari itu aku ingin sekali ke sana
Menghitung rindu untuk sepotong nama yang tak pernah kusimpan dalam doa
Hanya meminta kepada Allah
Agar berkenan melihat hatiku saat ini
Dan menuntunnya ke hati yang tepat
Entah dia entah siapa?
Minggu, 17 Maret 2013
Cinta Itu Tak Bernama Luka
Hujan kembali membuat kota kecil kita menjadi basah Sha. Kuharap kau baik-baik saja seperti
doa yang kutitipkan pada rintik. Sebab aku tahu hujan kali ini juga ikut
membuat hatimu basah.
“Dia akan menikah ” Ujarmu dengan suara yang nyaris tak terdengar, namun aku bisa merasakan
getaran isak yang coba kau tahan. Saat kenangan dengannya kembali tumbuh di
matamu. Lelaki yang hampir tiga tahun lamanya melengkung indah di hatimu.
Tentu saja ini
menyakitkan untukmu Sha. Dia yang kau muarakan segala harap ternyata diam-diam
mencari hati lain untuk disinggahi.
“Bagaimana lagi
kita bukan jodoh.” Sederet alasan terakhir darinya tanpa sedikit pun peka dengan hatimu. Andai saja aku yang berada di
posisimu tentu sudah kutemui dia dengan membawa palu raksasa, opss. Tidak adakah cara yang lebih baik lagi untuk mengakhiri segalanya. Seperti caranya pernah membuat wajahmu bersemu merah. Tentu luka
tak akan begitu sakit, bukan hanya di hatimu tapi juga di hati orang tuamu yang sudah
teramat paham dengan hubungan kalian. Entahlah, benarkah hati hanya sebagai mainan saja atau cinta memang harus serumit ini?
Rabu, 13 Maret 2013
Dunia Pelangi
Sebenarnya saya bukanlah tipe perempuan keibu’an. Walaupun setiap
kali pertemuan pertama banyak yang mengatakan “ Ayu benget cah iki.” Yang membuat
saya tersenyum sendiri. Andai seminggu saja mereka menempati atap yang sama
dengan saya, masihkah saya akan menerima kalimat yang senada?. Entahlah, tapi
bukan berarti pula saya tipe perempuan yang memiliki watak preman. Saya lebih
cendrung cuek, tanpa expresi kata seseorang. Termasuk cuek kepada anak-anak. Tapi
itu dulu, jauh saya belum memasuki dunia KKN. Ya KKN yang menemukan saya pada
sisi lain dalam jiwa saya. Keibuan, mungkin bisa dikatakan begitu mungkin juga
tidak. Sebab dari sikap saya yang terlalu polos menghadapi anak-anak tentu saja
tak bisa dikatakan keibua’an. Saya akan tertawa jika menurut saya lucu. Dan saya
akan marah jika menurut saya itu menyebalkan. Bahkan tak ada satu pun dari nama
mereka yang ganti dengan panggilan paling manis (baca:Sayang) karena bagi saya
itu rumit. Tapi anehnya malah saya yang menjadi kakak paling favorit hehehe.
Selasa, 12 Maret 2013
Kita
Kita adalah potongan ukuwah
Yang tumbuh menjadi karya
Lewat jalan bernama dakwah
Membagikan sekuntum senyum dan
seteguk air
Pada musim air mata sepanjang kemarau
Masihkah matahari sebagai alasan
Untuk kita menjadi gugurnya daun
Sementara di sana masih ada harapan yang menumpuk
Untuk kita teruskan ke berbagai musim
Sebagai jejak jejak cahaya
Di pucuk semesta
(Terkhusus untuk teman seperjuangan
Humas dan Syi’ar Fkii Asy-Syams 2011-2013)
Kamis, 07 Maret 2013
Pernikahan Penuh Barakah
Judul :
Barakallaahu Laka Bahagianya Merayakan Cinta
Ditulis oleh : Salim
A.Fillah
Penerbit :
Pro-U Media
Cetakan : ke-10, Maret 2012
Tebal : 534 Halaman
Secara
garis besar hidup ini isinya hanya dua, yang kita sukai dan yang tidak kita
sukai. Kadang seiring, ada kala bergantian, dan berselang seling. Dalam
pernikahan pun demikian. Ada saat, ada waktu, ada kala, ada kondisi, ada hal,
ada keadaan, semuanya bisa dalam konteks disukai dan tidak. Tetapi dalam hal
apa pun itu, disukai atau dibenci, menyenangkan maupun memprihatinkan,
melahirkan tawa atau tangis, membuat gelak maupun isak,kita selalu berharap ada
barakah. Seperti doa-doa yang selalu di ucapkan kepada sepasang pengantin “
baarakallaahu laka wa baaraka’alaika.”
Langganan:
Postingan (Atom)