Kamis, 19 Mei 2011

Selamat Jalan My Little Rainbow



Innalilahi wainnalihahi roji’un
Telah berpulang ke rahmahtullah Lola Anggia
Semoga amal Ibadahnya di terima di sisi Allah
Kubaca kembali sederet kalimat yang masuk ke dalam inbox hpku. Sebuah pesan yang di kirimkan oleh adikku. Seperti tidak percaya kupencet kembali no hp adikku untuk memastikan apakah beritu itu benar.
“Assalamu’alaikum.” Terdengar suara adikku di seberang sana.
“Benar berita yang dikirim barusan?” Tanyaku to the point.
“Benar Kak, tadi teman yang satu kampong dengan Kak Lola yang ngasih tahu samaku.” Jawab adikku meyakinkan.
“Tolonglah kirimkan no temanmu itu,” pintaku yang masih belum percaya.
Hanya membutuhkan waktu beberapa menit telah kudapatkan info dari teman adikku yang mangatakan hal yang sama. Tapi entah mengapa aku masih belum percaya. Kutelpon semua teman-temanku yang kenal dengan Lola berharap berita itu tidak benar. Tapi saja saja dari semua info yang kudapatkan mengatakan hal yang sama bahwa Lola Anggia benar-benar meninggal.
Seketika aku termenung. Ada nyeri yang menyelusup ke relung jiwaku. Sosok gadis ceria Lola Anggia menari-nari di pelupuk mataku. Aku mengenalnya hampir empat tahun. Menjadi juniorku ketika SMA sampai di bangku kuliah. Bukan hanya sekedar junior lagi, tapi ia adalah salah satu adik binaanku. Masihku ingat senyumnya saat kami duduk melingkar bersama di pertemuan kami setiap minggunya. Masih kudengar tawa renyahnya saat kami saling bercanda. Masih kudengar celotehnya saat ia tak pernah menolak kutunjuk sebagai MC. Dan masih kuraskan pelukan terakhirnya di saat pertemuan terakhir kami. Di mataku dia sosok gadis yang pintar. Sejak SMA ia selalu mendapatkan peringkat tiga terbaik. Sampai di bangku kuliah IP di atas 3,5. Bukan hanya pintar, tapi juga cerdas, penurut, dan solehah insyaAllah.
“Mungkinkah aku sedang bermimpi,” desisku di senen sore yang mendung dengan air mata yang terus mengalir.
Andai saja aku tahu, hari itu adalah hari pertemuan terakhir kami. Pasti aku tidak akan menunda untuk memberikan sebuah kado di hari ulang tahunnya yang rencananya aku kuberikan pada pertemuan kami selanjutnya. Tapi pertemuan kami berikutnya tanpa kehadirannya lagi.
Kepregiannya yang terlalu capat seperti sebuah tamparan untuk diriku. Bahwa ajal itu bisa dating kapan saja, tidak mengenal tempat, maupun usia.kemudian aku bertanya pada diriku sendiri. Bagaimana dengan aku? Smapai kapan napasku akan mampu kuhirup? Smapai kapan denyut jantungku ini akan berhenti? Bagaimana jika esok aku tak melihat mentari lagi? Bagaimana jika esok tiba-tiba aku telah berada di ruang gelap yang sempit. Apakah aku telah siap?
Selamat jalan dek, jangan lupa datang ke mimpi kakak, ceritakan kepada kakak tentang kematian, tentang sakitnya sakaratul maut, ceritakan kepada kakak tentang alam kubur agar kakak tidak lagi larut dengan kelalaian, agar kakak bisa memperbaiki kesalahan-kesalahan kakak yang menggunung, agar kakak bisa menjadi akhwat yang sholehah.
Selamat jalan my little rainbow, semoga kau di jemput oleh ribuan malaikat yang menyebarkan aroma wangi yang tercium oleh penduduk langit dan bumi. Semoga kau tenang di sana dan terpilih menjadi salah satu bidadari-bidadari yang di rindukan syurgaNya.
Walaupun nanti kau tak hadir bersama kami lagi. Tapi kau selalu ada di hati kami dalam doa-doa kami. Kau akan selalu menyatu di lembaran-lembaran ukuwah yang pernah kita rajut dalam beribu hari.

Rabu, 18 Mei 2011

Hati



Allah pintaku kepadaMu
Karuniakan aku hati yang lembut selembut sutera
Agar bening yang mengkristal di ujung bola mataku ini selalu menetes
saat aku mendengarkan lantunan kalamMu,
saat aku mengingat debu-debu dosaku yang kian menggumpal
saat aku menemuiMu di setiap sujud-sujud qiyamul lailku
Allah karuniakan Aku hati yang kuat sekuat baja
Agar aku tak rapuh saat luka kian menderu
Agar aku tak lemah saat kisah berlumur air mata
Agar aku tak lelah saat perjuangan masih terlalu panjang untukku tapaki
Allah karuniakan aku hati yang bening sebening kaca
Agar maaf selalu ada saat yang lain menyakiti
Agar ikhlas selalu bertangkai saat kehilangan putik
Agar senyum selalu merekah saat sepi berbunga
Allah pintaku kepadaMu karuniakan kepadaku hati cahaya
Yang selalu ingin mencintaiMu, mencintai RasulMu, mencintai para kekasihMu

Jumat, 13 Mei 2011

Hati Ibu



Ibu…
Hatimu adalah keindahan rembulan yang meneteskan cahaya
Memberiku napas dan sayap
Untuk terbang mengejar seribu bintang
Ibu…
Hatimu adalah kuntum yang tumbuhkan kelopak asaku yang mati
Merekahkan semangatku yang layu
Mewangikan lembaran hariku
Ibu…
Hatimu adalah ketabahan purnama kala kabut meneteskan luka
Kesabaran matahari menyuluhkan cahaya
Kekuatan terumbu karang kala ombak kian deras
Keikhlasan hujan melepaskan mendung

Ibu…
Hatimu adalah embun yang menetes pada daun jiwaku yang kering
Membiaskan setaman kesejukan
Menggugurkan resahku yang menghijau

Ibu…
Hatimu adalah lautan kasih yang tak pernah kering
Melepas dahagaku
Memberi seribu inspirasi, sejuta mimpi

Ibu…
Hatimu adalah cinta
Cinta senyuman bulan
Cinta bintang gemintang
Cinta keindahan pelangi
Yang semarakkan warna kebahagiaan